Namun, dengan munculnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Komandan Satuan Tugas (Kogasma) untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, bisa membuat peta politik bergeser. Bukan tidak mungkin kehadiran Agus bakal menjadi poros baru.
"Hal yang wajar, terutama apabila partai-partai tersebut tidak terakomodasi kepentingannya di dalam dua poros tersebut. Selama mampu mengumpulkan 20 persen suara, poros baru adalah hal yang mungkin," Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing dihubungi era.id, Selasa (20/2/2018).
Sebagai hitung-hitungan, poros pertama, yaitu Jokowi sudah didukung oleh Golkar, PPP, Nasdem dan Hanura. Kemudian, poros kedua adalah Prabowo Subianto yang kemungkinan diusung Partai Gerindra dan PKS. Sisa PAN, PKB dan Demokrat yang bisa saja membentuk koalisi untuk poros baru. Sementara PDIP kemungkinan besar akan mengambil Jokowi selaku 'pemiliknya'.
Namun, untuk membentuk poros baru itu bukan perkara mudah. Meski nama Agus sering muncul di lembaga survei, belum tentu namanya jadi pendongkrak suara untuk Pemilu 2019.
"Tapi itu tergantung apabila ada effort, popularitas dan cost politic," kata Emrus.
(Infografis: era.id)