"Saya tadi pagi lari ke daerah Melawai, Sunan Ampel yang diberitakan kemarin. Dan rupanya mereka (PKL) di sana sudah tertata oleh lurahnya," ujar Sandi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Kata Sandi, PKL yang berjualan di atas trotoar itu sangat dibutuhkan warga. Apalagi para PKL juga sudah ditata dengan baik.
"Senin sampai Jumat mereka dibutuhkan. Dan saya mendapat masukan dari staf-staf di sana, bahwa sangat dibutuhkan untuk makan pagi dan tidak ada tempat makan pagi di sana. Makan siang juga. Jadi ini adalah sebuah simbiosis mutualisme," jelasnya.
Supaya tertata lebih tertib lagi, dia mengimbau para PKL bisa segera mendaftar ke program OK OCE di kelurahan terdekat. Para PKL ini tak perlu khawatir akan digusur, dengan catatan mau ditata dan beri ruang juga kepada pejalan kaki.
"Mereka sempat khawatir karena masuk ke sebuah pemberitaan yang hits banget. Tapi saya sampaikan pada mereka, asal ditata dan warga di sekitarnya tidak berkeberatan, mendukung dan diberi ruang juga untuk pejalan kaki," tutup Sandi.
Trotoar kini memang bukan milik pejalan kaki saja. Penyedia jasa parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL) belakangan makin sering terlihat 'menjajah' ruang yang sedianya digunakan untuk pedestrian.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Perda DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum dan Perda DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 20014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, belum cukup membuat bulu kuduk para pelanggar berdiri.
Pengamat Tata Kota, Laili Fuji Widyawati, menyebut berdasarkan hasil survei Most Liveable City Index (MLCI) tahun 2017, dengan skor 62.6 Provinsi DKI Jakarta termasuk dalam average tier city, atau termasuk dalam kelompok kota dengan kelayakan huni rata-rata (index livability).
Tapi salah satu faktor yang membuat Jakarta tidak dapat naik ke angka lebih baik karena pengelolaan trotoar kurang maksimal. "Okupasi fasilitas pejalan kaki oleh pedagang kaki lima maupun oleh pengendara sepeda motor kerap menjadi hal lazim," kata Laili.