"Insya Allah, 2019 Partai Demokrat akan mengusung pasangan capres dan cawapres yang paling tepat dan paling baik," kata SBY dalam pidatonya saat membuka Rapimnas Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3/2018).
Namun, pernyataan SBY masih menyimpan pertanyaan apakah calon yang akan diusung itu adalah kader Demokrat atau bukan. Apalagi, dalam pidato itu, SBY juga sempat memberi sinyal soal kemungkinan Demokrat mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2019.
"Jika Allah menakdirkan, sangat bisa Demokrat berjuang bersama Bapak (Jokowi). Tentu bapak sangat memahami sebagaimana pengalaman saya pada Pilpres 2004-2009 dulu, perjuangan bersama apapun namanya akan berhasil dan menang jika kerangka kebersamaannya tepat," ungkap SBY.
Demokrat, kata SBY, mendapat banyak pelajaran dari anjloknya perolehan suara partai pada Pemilu 2014. SBY menyebut, selain banyaknya kader yang terllibat korupsi, salah satu penyebab kekalahan SBY diyakini adalah karena partai berlogo bintang mercy ini tak mengusung calon.
"Pada saatnya nanti, beberapa bulan mendatang, putra-putra atau putri-putri terbaik bangsa yang Demokrat nilai cakap dan mampu memimpin Indonesia lima tahun mendatang akan kami umumkan sebagai pasangan calon yang diusung Demokrat," kata SBY.
Saat ini, Demokrat sedang menggodok pembentukan poros ketiga bersama PKB dan PAN. Meski sudah menyinggung beberapa nama, tapi pembahasan mengenai capres-cawapres belum mengerucut pada satu nama. Dalam rapimnas, strategi pemenangan Pemilu 2019 juga jadi topik utama yang akan dibahas.
Demokrat memiliki Agus Harimurti Yudhoyono yang elektabilitasnya mulai naik, tapi PKB juga punya Muhaimin Iskandar, dan PAN memiliki Zulkifli Hasan yang sama-sama ingin maju minimal menjadi cawapres pada 2019.