Refleksi Diri dalam Sunyi

| 17 Mar 2018 09:59
Refleksi Diri dalam Sunyi
Ilustrasi (Arno Mahendra/era.id)
Jakarta, era.id - Om swastiastu, om santi santi om. Selamat Hari Raya Nyepi kepada seluruh saudara umat manusia beragama Hindu yang merayakan. Semoga ada dalam keadaan baik atas karunia Sang Hyang Widhi, semoga damai atas karunia Sang Hyang Widhi.

Di tengah ingar bingar duniawi yang merongrong sepanjang tahun, kalender lunar saka memberi kita sedikit waktu, untuk rehat, bersunyi, mendengarkan yang mungkin telah begitu lama tak terdengar. Suara hati.

Di hari pertama kalender lunar saka, manusia diajak berintrospeksi, memaknai arti sejati dari refleksi diri lewat Hari Raya Nyepi. Dalam kalender gregorian, Nyepi biasanya dirayakan di awal musim semi, dan perayaan bisa berlangsung selama beberapa hari setelahnya.

Suasana perayaan  Nyepi mungkin tak dapat dinikmati di semua daerah Indonesia. Bali jadi salah satu tempat paling tepat untuk menjalani Nyepi. Di sana, di mana umat Hindu mendominasi demografi, perayaan Nyepi dilakukan dengan totalitas. Seluruh unsur terlibat mendukung perayaan Nyepi. Selama perayaan Nyepi, polisi ditugaskan berpatroli, untuk memastikan perayaan nyepi diikuti oleh seluruh masyarakat beragama Hindu, sekaligus memastikan seluruh aspek ritual Nyepi berjalan dengan seharusnya.

Di malam tahun baru, ritual Bhuta Yajna dilakukan untuk menyingkirkan segala hal negatif dari Bali. Agama Hindu percaya, energi negatif yang terlalu besar dapat merusak harmonisasi antara dewa, bumi dan manusia. Dalam ritual ini, masyarakat membuat ogoh-ogoh, yakni patung-patung berukuran besar yang menggambarkan iblis, setan serta makhluk-makhluk jahat lain.

Sekali lagi, kami era.id mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi buat semua yang merayakan!

Rekomendasi