Rangkai Kata di Ujung Kehidupan Chrisye

| 30 Mar 2018 22:18
Rangkai Kata di Ujung Kehidupan Chrisye
Ilustrasi (Abid Farhan Jihandoyo/era.id)
Jakarta, era.id - Hampir sedekade lalu, pagi hari pukul 05.00 WIB, sebuah panggilan masuk ke ponsel Alberthiene Endah. Dari balik speaker, Yanti Noor berbicara lirih kepadanya, menyampaikan kabar buruk soal Chrisye yang meninggal dunia.

"Dalam tempo satu detik (telepon) itu, terjadi benturan antara suara batin saya yang mengirimkan firasat buruk dan ketenangan saya untuk berharap bahwa firasat itu tak benar,” tutur AE --sapaan akrab Endah-- dalam bukunya, The Last Words of Chrisye.

“Dari ponsel sebuah suara serak yang rapuh datang. Suara Yanti, istri Chrisye, 'AE, Chrisye sudah pergi’” tambah Endah.

Selain bersama Yanti, hari-hari terakhir Chrisye banyak dihabiskan bersama AE untuk menggarap buku The Last Words of Chrisye. Saat-saat selepas makan malam selalu jadi waktu paling berharga buat Chrisye. Di sepanjang satu tahun terakhir hidupnya, Chrisye kerap menghabiskan waktu itu untuk mengumbar sisa unek-unek dalam hidupnya kepada AE.

Lewat rangkaian sesi obrolan hati ke hati yang tak terhitung itu, AE berhasil membuat Chrisye mengungkapkan seluruh perasaan, pikiran, dan perenungan di sepanjang perjalanan hidupnya sebagai manusia.

Dalam bukunya, AE menceritakan kondisi Chrisye menjelang kepergiannya. Meski secara kasatmata Chrisye tampak lemah, putus asa, dan sangat identik dengan tangisan, AE meyakinkan kita bahwa sejatinya harapan Chrisye untuk terus hidup sangat membara. "Saya ingin punya fungsi lagi di dunia musik," tutur Chrisye kepada AE.

Kalimat itu terus terngiang di benak AE. Karenanya, AE menanamkan paham dalam dirinya, bahwa tak akan menempatkan Chrisye sebagai seorang yang menderita dalam buku itu. Buat AE, Chrisye adalah orang yang amat istimewa.

Chrisye berhasil mengubah situasi pahit menjadi rangkaian hari-hari penuh harapan. Melodi-melodi indah pun masih sempat Chrisye suarakan pada masa itu.

Lewat buku biografi yang mulai ia tulis di tahun 2016 itu, AE menggambarkan metamorfosis rasa yang dihadapi Chrisye saat menghadapi hari-hari terakhirnya.

Mulai dari rasa sedihnya harus meninggalkan karier, kepasrahan, hingga sikap Chrisye yang pada akhirnya harus menghadapi realita dan mulai mengisi sisa hidupnya dengan rasa syukur.

Selama hampir setahun menggarap buku ini, AE tak cuma berhasil menggali kisah hidup menarik sang legenda, tapi juga menyaring curahan hati yang sangat bernilai dari diri seorang Chrisye.

Termasuk salah satu rahasia terbesar yang selalu dipendam Chrisye soal perseteruannya dengan dua sahabatnya, Eros Djarot dan Jockie Suryoprayogo. Dalam sebuah kesempatan, Yanti menyebut fakta perseteruan itu sebagai salah satu hal terbesar yang akhirnya terungkap dari Chrisye.

Tags : chrisye
Rekomendasi