Proyek yang Dikebut untuk Asian Games

| 17 Apr 2018 12:17
Proyek yang Dikebut untuk Asian Games
Ilustrasi (Wildan/era.id)
Jakarta, era.id - Indonesia akan menjadi tuan rumah sebuah event olahraga yang prestisius, Asian Games 2018. Dua kota sudah ditunjuk jadi tuan rumah untuk hajatan empat tahunan itu, Jakarta dan Palembang.

Pesta olahraga ini akan diikuti 45 negara se-Asia dengan mempertandingkan 40 cabang olahraga.  Dari 40 cabang olahraga (cabor) ini, sebanyak 26 cabor digelar di Jakarta, dan 8 cabor di Palembang. Sisanya terpencar di kota-kota yang dekat dengan Jakarta.

Kedua kota tadi langsung berbenah dan berdandan secantik-cantiknya. Ada beberapa proyek infrastruktur prioritas yang sedang dikebut di dua kota tadi. Tujuannya, agar pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang berjalan dengan lancar.

Mari kita simak, proyek apa saja yang dikebut?

Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) (Jakarta)

Renovasi stadion utama timnas Indonesia ini dimulai pada Agustus 2016 dan selesai pada 14 Januari 2018.  PT Adhi Karya yang melakukan proses renovasi memerlukan waktu hingga 16 bulan untuk menyempurnakan stadion rancangan Frederich Silaban tersebut.  Total anggaran yang diperlukan untuk renovasi sebesar 770 miliar rupiah.

Lalu, apa saja yang menjadi perubahannya? Yang paling menjadi kentara adalah pencahayaan di dalam stadion yang mencapai 3500 lux dan disebut-sebut bersaing dengan pencahayaan sejumlah stadion yang dipersiapkan untuk Olimpiade di Jepang pada 2020 mendatang.

Baca Juga : Teknologi Canggih SUGBK Siap Buka Asian Games 2018

Selain itu, kualitas rumput, kamera pengawas, papan skor dan sound system kini telah mencapai standar internasional serta mendapatkan perawatan berkala. Tak hanya itu, kursi SUGBK sebanyak 78.000 seat ini merupakan kualitas terbaik dan tahan patah. 

Infografis sejumlah proyek yang dikebut untuk Asian Games 2018 (Wildan/era.id)

LRT (Jakarta)

Light Rail Transit (LRT) menjadi salah moda transportasi yang disiapkan untuk Asian Games. Proyek yang digarap PT Adhi Karya ini awalnya tidak spesifik untuk Asian Games tapi ke arah integrasi transportasi massal. Namun demikian, ada sejumlah jalur LRT yang bertalian dengan beberapa spot Asian Games di Jakarta (Seperti Kelapa Gading-Rawamangun dan Pesing-Bandara Soekarno-Hatta). 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berfokus untuk membangun LRT khususnya tahap I jalur I, Kelapa Gading-Rawamangun (Velodrome). Per Desember 2017, progress pembangunan LRT untuk jalur tersebut adalah 55,64% dengan rincian pekerjaan persiapan telah rampung sepenuhnya (100%), sementara pekerjaan prasarana dan pengadaan kereta mencapai diatas 50%. Selain itu, aspek keamanan dari LRT tetap menjadi prioritas utama dari pengerjaan proyek ini.

Baca Juga : Lagu Lama Anggaran Asian Games 2018

Sayang, pada Kamis, 12 April 2018, Wapres JK memastikan LRT belum bisa digunakan untuk kepentingan Asian Games Agustus mendatang karena masih terkendala sejumlah masalah teknis dan birokratis. Namun, pihak PT Jakarta Propertindo yang menjadi operator memakstikan LRT ini bisa digunakan pada Juni, sebelum Asian Games berlangsung.

Velodrome Rawamangun (Jakarta)

Velodrome adalah sebuah arena balap sepeda dalam ruangan yang terletak daerah Rawamangun, Jakarta. Untuk menghadapi Asian Games 2018, Velodrome pun berbenah. Selain perbaikan terhadap kursi penonton dan trek balap sepeda, Velodrome juga bakal memperluas ruang terbuka hijau (RTH) untuk bersantai dan latihan atlet.

Anggaran perbaikan venue ini mencapai 665 miliar rupiah dan seluruhnya berasal dari APBD Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Untuk pelaku renovasi, Pemprov Jakarta menggandeng PT Wika Bangunan Gedung dan ES Global (Inggris) dan memulainya sejak pertengahan 2016. Veneu ini ditarget selesai Maret 2018.

Arena Pacuan Kuda dan Equestrian (Jakarta)

Arena pacuan kuda di Pulomas sudah berdiri sejak 1960-an dan telah berulangkali dijadikan arena bertanding berbagai kompetisi. Venue ini pun direnovasi untuk Asian Games 2018. 

Saat pertama kali proses renovasi berjalan, terdapat polemik yang melibatkan banyak unsur baik dalam maupun luar pemerintah. PT Pulomas Jaya yang ditunjuk sebagai pelaku renovasi disebut-sebut berniat menghilangkan jalur pacuan kuda dan hanya bersedia mengembangkan arena untuk berkuda ketangkasan (equestrian).

Akibat polemik ini, pengerjaan renovasi yang seharusnya dimulai pada Oktober 2016, tertunda hingga Maret 2017. Molornya proyek renovasi membuat pemerintah dan kontraktor harus berkejar-kejaran dengan deadline uji coba Asian Games. Namun, venue ini punya ditarget rampung pada Maret dan bisa diujicobakan pada Mei 2018.

Baca Juga : Berkenalan dengan Maskot Asian Games 2018

LRT (Palembang)

LRT di Palembang memiliki signifikansi yang mirip dengan konteks pembangunan LRT di Jakarta, yaitu untuk integrasi transportasi massal. Namun rutenya yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring dipandang berperan penting untuk menunjang kesuksesan penyelanggaraan Asian Games 2018. Hal ini dikarenakan sebagian besar venue untuk cabang olahraga Asian Games 2018 dilaksanakan di Jakabaring.

Proyek ini dilaksanakan pada 2015 untuk tahap perencanaan dan diharapkan selesai pada Juni 2018. Pembangunan LRT menelan biaya hingga 12,5 triliun rupiah dengan Kementerian Perhubungan sebagai penanggung jawab proyek dan PT Waskita Karya sebagai kontraktor utama.

Baca Juga : Melihat Kesiapan Transportasi Asian Games

Dilansir dari laman KPPIP, hingga Maret 2018, progress LRT Palembang telah mencapai di atas 88%. Diperkirakan hanya ada 5 dari 13 stasiun LRT Palembang yang siap beroperasi pada penyelenggaraan Asian Games mendatang.

"Hanya ada 5 dari 13 stasiun yang bisa beroperasi saat Asian Games dan sisanya baru akan bisa kita kerjakan setelah selesai event (Asian Games) untuk bisa digunakan keseluruhannya," ujar Adi Wibowo selaku Direktur Operasional Pt Waskita Karya pada Desember 2017 lalu.

Sarana Boling (Palembang)

Pembangunan sarana boling untuk Asian Games 2018 dimulai pada Oktober 2016 yang lalu. Pembangunan yang didanai oleh CSR dari dua perusahaan, yaitu Sinar Mas dan Pertamina telah selesai per 25 November 2017. Pengerjaan sarana seluas 2,8 hektare ini memakan biaya hingga 67 miliar rupiah dan sudah diresmikan pada awal Maret 2018.

Sarana boling Jakabaring disebut-sebut sebagai sarana boling terbaik di Asia Tenggara, pasalnya, di dalam gedung tersebut, terdapat 40 line di mana normalnya sarana boling di ASEAN hanya memiliki 24-30 line. Sarana boling juga sudah menerima sertifikasi dari Asian Bowling Federation (ABF) dan siap menyelenggarakan sejumlah turnamen untuk uji coba awal sebelum perhelatan Asian Games 2018.

Baca Juga : Menjadi Bangsa Pemenang

Convention Hall (Palembang)

Pembangunan convention hall di Jakabaring ini dimulai pada Januari 2017 dan diperkirakan selesai pada Juni/Juli 2018. Pembangunan hall ini memiliki dua tujuan, yaitu untuk menunjang pelaksanaan Grand Final Tenis pada Asian Games 2018, atau tempat pelaksanaan konser atau rapat besar. Pada November 2017, pembangunan hall ini memakan biaya 149 miliar rupiah dan mendapatkan pembiayaan dari PT Bukit Asam. 

Convention Hall ini disebut-sebut memiliki desain futuristik di mana bentuk utamanya adalah sebuah kapal yang terinspirasi dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Atap dari hall dapat dibuka atau ditutup sesuai kebutuhan. Untuk daya tampung, hall ini berkapasitas 2696 kursi dan 1296 karnival. Sementara terkait lapangan parkir, hall ini mampu menampung lebih dari 100 mobil, 250 motor dan 10 bus dalam waktu yang bersamaan.

Jadi penasaran, kira-kira tepat waktu enggak yah? Mudah-mudahan sih pas Asian Games, enggak ada kendala sama sekali. Amin

Rekomendasi