"Bau gas masih terasa. Tapi saat ini petugas terkait sedang melakukan survei demi temukan langkah apa yang dibutuhkan terhadap sumur minyak itu," ujar Dadek di Banda Aceh, seperti dikutip Antara, Senin (30/4/2018).
Baca Juga : Kronologi Kebakaran Sumur Minyak di Aceh
Dia mengatakan, tim lapangan di Desa Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur, telah melakukan upaya pengamanan limbah, supaya tidak mencemari lingkungan sekitar. Saat ini tim teknis terkait, lanjut Dadek, sedang memetakan langkah yang dilakukan demi menutup sumur minyak tersebut secara permanen.
Berdasarkan data BPBA, ledakan dan terbakarnya sumur minyak di desa tersebut pada Rabu (25/4) pukul 02.05 WIB, telah menewaskan 21 orang, termasuk lima orang meninggal di tempat.
Terdapat 39 orang luka bakar serius, lima rumah terbakar, dan 198 orang mengungsi ke kerabat terdekat akibat ledakan terjadi di saat warga setempat sedang mengumpulkan minyak mentah.
"Tentunya tim lakukan upaya mitigasi, agar kebakaran tidak tersulut kembali. Meski kandungan dari semburan di sumur minyak itu, 85 persennya adalah air," ucap Dadek.
Baca Juga : Kebakaran Sumur Minyak di Aceh Diinvestigasi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, pekan lalu mengatakan, tekanan semburan dari sumur minyak itu masih mencapai 30 meter dari permukaan tanah.
Selain itu, dia mengatakan, arah angin juga tidak menentu sehingga berpotensi membahayakan masyarakat di radius hingga 200 meter dari titik sumur minyak tersebut.
"Radius 200 meter sangat berbahaya untuk kesehatan, sehingga kita haruskan seluruh Satgas BPBD yang diposkan disana untuk selalu mengenakan masker setiap saat," ujar Syahrizal.