Sikap Tegas Jokowi dalam Rekaman Rini-Sofyan Ditunggu

| 01 May 2018 13:39
Sikap Tegas Jokowi dalam Rekaman Rini-Sofyan Ditunggu
Presiden Jokowi (Wildan/era.id)
Jakarta, era.id - Presiden Jokowi memilih pernyataan 'datar' mengomentari rekaman percakapan Rini Soemaro-Sofyan Basir yang beredar luas. Padahal sikap presiden malah ditunggu publik untuk membuat terang persoalan.

"Kita malah bingung dengan komentar pak presiden yang baru akan bersikap jika semua sudah jelas," kata Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin saat dihubungi, Selasa (1/5/2018).

"Justru kalau terjadi sebuah permasalahan di negeri ini, presiden adalah orang pertama yang harus mendapat kejelasan itu dibanding rakyat," lanjut Said.

Sebelum kita lanjut, mari kita simak dulu komentar Jokowi. Dia enggan mengomentari kasus rekaman percakapan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Direktur Utama PT PLN itu sebelum menemui titik terang. 

"Saya tidak mau komentar sebelum semuanya jelas," kata Jokowi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/4) kemarin.

Baca: Rekaman Rini Soemarno Bisa Merugikan Jokowi

Kata Said, di dalam rekaman itu sebenarnya sudah cukup jelas apa yang dibicarakan. Wapres Jusuf Kalla sendiri sudah mengomentari kalau proyek yang dibicarakan Rini dan Sofyan itu mengenai proyek LNG di Bojonegara, Cilegon, Banten yang akan dibangun oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM). 

Proyek itu, dimulai pada 2013, atau sebelum dirinya menjadi Wapres mendampingi Jokowi. Dia juga membenarkan, PT Bumi Sarana Migas merupakan salah satu perusahaan milik Kalla Grup. Proyek tersebut digagas PT BSM lantaran mucul kekhawatiran akan terjadi kekurangan energi pada 2021 di Jawa Barat. Nah, untuk mengantisipasi kekurangan, gas harus didatangkan dari daerah lain ke Jawa Barat. 

Baca: Jokowi Tak Suka Ada Patgulipat dalam Proyek

Nah, merujuk pada keterangan JK, Said meminta Jokowi jangan lagi menunda untuk memberi penjelasan kepada publik mengenai persoalan ini. Jika tidak, apalagi di tahun politik ini, yang rugi malah Jokowi sendiri.

"Semakin lama, akan merugikan Jokowi menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap presiden," tutup Said.

 

Sebelumnya, beredar rekaman perbincangan yang diduga Rini Soemarno dan Sofyan Basir terkait pembicaraan pembagian fee sebuah proyek penyediaan energi dengan melibatkan PT PLN (Persero) dan Pertamina. Dalam rekaman tersebut terdengar belum ada kesepakatan terkaitan nilai 'share antara kedua belah pihak.

"Yang penting gini Pak, saya ambil ini dua, Pertamina ya Pak, sama PLN. Ya keduanya punya saham lah, dikasih kecil," kata perempuan yang diduga Rini.

"PLN waktu itu kan saya ketemu Pak Ari juga, Bu. Saya bilang, Pak Ari mohon maaf masalah share ini kita duduk bareng lagi lah Pak Ari," kata pria yang diduga Sofyan Basir.

Rekomendasi