Peristiwa peledakan terjadi begitu cepat. Merujuk rekaman CCTV dan keterangan dari berbagai sumber, para terduga teroris melakukan pergerakan menggunakan dua sepeda motor.
Baca Juga : 10 Orang jadi Korban Bom Mapolrestabes Surabaya
Satu sepeda motor ditumpangi tiga orang, dua dewasa dan satu anak, sementara motor lainnya diisi dua orang dewasa yang berboncengan. Kedua motor berjalan beriringan. Sesampainya di pos jaga, saat petugas coba melakukan pemeriksaan, ledakan pun terjadi.
Saat ledakan terjadi, seorang anak yang jadi bagian dari rombongan dua sepeda motor itu terpental dan selamat. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
"Dua motor, satu yang paling kecil berada di paling depan, terlempar dan selamat," ungkap Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin dalam jumpa pers, Senin (14/5/2018).
Dalam sebuah video yang beredar luas, pascaledakan terjadi, sang anak masih sempat berdiri, meski terlihat sempoyongan, sebelum akhirnya dibopong oleh seorang anggota polisi.
Infografis "Pengeboman Mapolrestabes Surabaya" (Yuswandi/era.id)
Saksi penting
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dalam jumpa pers di Mapolda Jawa Timur menyebut anak selamat itu sebagai saksi penting untuk mengungkap kasus ini. "Ini saksi paling penting. Biarkan dia dulu dirawat," kata Tito.
Menurut keterangan polisi, seperti pengeboman di tiga gereja Surabaya kemarin, rombongan pengebom di Mapolrestabes pagi tadi juga merupakan satu keluarga.
"Yang pagi ini (Mapolrestabes surabaya) satu keluarga juga, asal Surabaya ... Korbannya ada empat, satu kartu keluarga (KK)," tutur Machfud.
Jika merujuk pada peledakan bom tiga gereja yang juga dilakukan satu keluarga kemarin. Maka, bisa jadi salah satu dari para pelaku pengeboman di Mapolrestabes Surabaya merupakan anggota jaringan terorisme JAD.
Baca Juga : Ironi Pelibatan Satu Keluarga dalam Serangan Bom Surabaya
Sebab, Dita Oepriarto, pelaku pengeboman tiga gereja yang merupakan kepala keluarga diketahui sebagai Ketua dari JAD Surabaya. Karenanya, jelas. Kesaksian dari sang anak selamat di Mapolrestabes Surabaya akan sangat penting untuk mendalami kasus-kasus pengeboman ini.
"Kemudian kelompok pelaku yang sekeluarga ini, mereka terkait JAD di Surabaya. Dia (Dita) ketuanya," ungkap Tito.
JAD sendiri merupakan kelompok teroris yang terbentuk di Indonesia pada tahun 2015. Kelompok JAD terdiri dari 20-an kelompok yang terbagi dalam gerakan-gerakan ekstremis yang terafiliasi dengan ISIS.
Aman Abdurrahman sendiri merupakan salah satu pendiri dan tokoh penting dari JAD. Aman adalah salah satu pimpinan ISIS di Indonesia. Bahkan, Aman disebut-sebut sebagai inspirasi bagi banyak anggota JAD lain di Tanah Air.