Seperti pada PKB, pemilihnya kebanyakan berasal dari ideologi Nahdlatul Ulama (NU), basis dari PKB. Jumlah pemilih ini mencapai 36 persen. Kemudian, yang memilih PKB karena tertarik dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebanyak 31,7 persen. Hanya 7 persen yang memilih PKB karena ketokohan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
"Ternyata, banyaknya billboard tidak menjadi faktor utama yang menyebabkan partai ini dipilih. Hanya tujuh persen yang menyatakan memilih PKB karena faktor Cak Imin," ujar Yunarto di Es Teler 77, Jalan Adityawarman, Jakarta Selatan, Senin (21/5/2018).
Lalu, Partai Gerindra, sebanyak 39,6 persen memilih partai itu karena mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. Sementara, sebanyak 32,7 persen memilih karena Partai Gerindra mewakili aspirasi petani, nelayan dan kaki lima.
"Faktor utama orang memilih Gerindra karena menginginkan Prabowo menjadi presiden. Yang menarik kalau ternyata Prabowo tidak menjadi capres, akan berpengaruh terhadap pemilih Gerindra," kata Yunarto.
Selanjutnya, PDIP, faktor utama orang memilih partai tersebut karena mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden 2019. Sementara, sebanyak 21,7 persen memilih PDIP karena ideologi Soekarno dan nasionalismenya.
"Alasan nomor satu orang memilih PDIP ternyata faktor Jokowi, 36,4 persen dari orang yang memilih PDIP alasannya karena mengusung Jokowi sebagai capres 2019," kata Yunarto.
Kemudian, Partai Golkar. Sebanyak 30,1 persen memilih Partai berlambang beringin itu karena sudah terbiasa. Kata Yunarto, ini memang ciri khas memilih partai infrastruktur yang kuat. Sementara, sebanyak 22,8 persen memilih Partai Golkar karena semangat Orde Baru dan Soeharto.
Infografis hasil survei Charta Politika (Rahmad/era.id)
"Golkar dipilih oleh orang tua yang biasanya sudah memilih partai itu kali berturut-turut, kecenderungannya mereka akan sulit mengubah pilihan partainya. PR-nya, nanti 2024 ketika pemilih milenial akan meledak, Golkar akan dirugikan," tutur Yunarto.
Beberapa partai lain juga dipilih karena melihat figur atau tokoh partai tersebut. Sebut saja Partai Perindo yang dipilih karena faktor utamanya tertarik figur Hary Tanoesoedibjo. Lalu, pemilih Partai Demokrat karena tertarik figur SBY. Serta, memilih Partai Hanura karena tertarik figur Wiranto.
Di samping itu, ada partai yang dipilih karena melihat ideologi dan program partai, seperti orang memilih Partai Nasdem karena tertarik dengan program partai, memilih PKS dan PPP karena dianggap mewakili aspirasi umat Islam, dan memilih PAN karena mewakili aspirasi Muhammadiyah.
Survei Charta Politika Indonesia ini dilakukan pada periode 13-19 April 2018. Ada 2 ribu responden yang dipilih dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error dari survei tersebut sebesar 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.