Ubedilah Badrun Diteror Orang Tak Dikenal, Eko Kuntadhi: Bentar Lagi Ngaku Rumahnya Dilempar Kepala Anjing

| 17 Jan 2022 16:47
Ubedilah Badrun Diteror Orang Tak Dikenal, Eko Kuntadhi: Bentar Lagi Ngaku Rumahnya Dilempar Kepala Anjing
Ubedilah Badrun (Antara)

ERA.id - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi angkat bicara terkait dengan pernyataan Ubedilah Badrun yang mengaku diteror oleh orang tak dikenal usia melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dalam pengakuannyam Ubedilah mengaku sempat diikuti dan bahkan ditelepon orang orang tak dikenal pada tengah malam.

Menanggapi pernyataan itu, Eko Kuntadhi melalui media sosial Twitternya pun menyindir Ubedilah yang nanti akan mengaku rumahnya dilempari kepala anjing seperti yang dialami oleh Bahar bin Smith.

"Sebentar lagi ngaku rumahnya dilempari kepala anjing nih," jelas Eko pada Senin (17/1/2022).

Sebelumnya, usai melaporkan kedua anak Presiden Joko Widodo, Dosen Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengaku diteror.

Dia mengaku diikuti oleh orang tak dikenal dan bahkan mendapat gangguan berupa telepon pada tengah malam.

Ancaman lain juga didapat dari Ubedilah dari media sosial berupa kata sindiran.

Seperti diketahui, Ubedilah menduga ada tindak pidana korupsi dan atau Tindak Pidana Pencucian Uang berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak Presiden RI dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan.

Ubedilah mengaku kejadian tersebut bermula pada 2015, ketika ada perusahaan, yaitu PT SM yang menjadi tersangka pembakaran hutan dan sudah dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp7,9 triliun.

Ubedilah menduga ada tindak pidana korupsi dan atau Tindak Pidana Pencucian Uang berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak Presiden RI dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan.

Ubedilah mengaku kejadian tersebut bermula pada 2015, ketika ada perusahaan, yaitu PT SM yang menjadi tersangka pembakaran hutan dan sudah dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp7,9 triliun.

"Setelah itu kemudian anak Presiden membeli saham perusahaan dengan angka yang juga cukup fantastis yakni Rp92 miliar dan itu bagi kami tanda tanya besar. Apakah seorang anak muda yang baru mendirikan perusahaan dengan mudah mendapatkan penyertaan modal dengan angka cukup fantastis, kalau dia bukan anak Presiden," ujar dia menambahkan.

Rekomendasi