Fakta lainnya lagi, Ngabalin adalah bagian dari tim sukses pasangan Prabowo-Hatta pada pilpres 2014 melawan Jokowi-JK. Jabatannya tidak main-main, juru debat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.
Sebenarnya bukan cuma Ngabalin yang diangkat sebagai tenaga ahli oleh Kantor Staf Kepresidenan. Masih ada ekonom Hari Prasetyo, Novi Wahyuningsih hingga mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Juri Ardiantoro yang dilantik untuk memperkuat lembaga non-struktural di bawah presiden ini. Namun tetap saja nama Ngabalin yang paling menarik perhatian.
Ngabalin diangkat oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko melalui surat keputusan. Jadi yang perlu dipertegas di sini, Ngabalin sesungguhnya bukanlah juru bicara presiden, meski dia pun bakal sering berbicara mengenai program-program pemerintah. Ngabalin bergabung dengan KSP per 1 Mei 2018. Dia menjabat Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.
Analisa dari Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses, patut disimak tentang masuknya mantan tim sukses Prabowo ke lingkaran pemerintahan. Ngabalin menjadi bukti wujud politik yang tidak mengenal kawan atau lawan abadi.
"Betul itu, politik tidak ada kawan atau lawan abadi. Ali itu kan salah satu tokoh yang menyerang Jokowi saat pilpres dan tentu menimbulkan kejengkelan tim Jokowi yang berjuang mati-matian," ujar Ramses saat berbincang, Kamis (24/5/2018).
Baca Juga: Ali Ngabalin Bakal Sosialisasikan Program Jokowi
Bagi pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, figur Ngabalin sendiri untuk memantapkan posisi Jokowi di kalangan umat Islam. Ngabalin diyakini bisa mencairkan hubungan Jokowi dengan kelompok yang menuding mantan Gubernur DKI itu sebagai anti-islam.
"Ngabalin ini selain representasi Partai Golkar ia juga representasi religius. Bisa kita lihat dengan simbol yang ia gunakan dan kedekatannya dengan ormas islam," ujar Emrus dalam kesempatan terpisah.