Selain dilakukan di tengah konflik politik klaim sepihak negara-negara barat atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, William bakal jadi anggota senior pertama dari keluarga kerajaan Inggris yang menginjakkan kaki di tanah perjanjian.
Sebelumnya, kunjungan ke Yerusalem pernah dilakukan oleh sepupu Ratu Elizabeth, Duke of Kent dan Duke of Gloucester di tahun 1998 dan 2007. Namun, kunjungan tersebut dilakukan bukan dalam rangka kunjungan resmi kenegaraan.
Sementara ayah William, Pangeran Charles sejatinya juga sempat mengunjungi Yerusalem untuk menghadiri pemakaman mantan Presiden Israel, Shimon Peres pada tahun 2016.
Menurut keterangan yang dirilis Istana Kensington, Jumat (25/5/2018), William akan memulai perjalanannya ke Timur Tengah, tepatnya Yordania pada 24 Juni, sebelum melakukan perjalanan ke Tel Aviv keesokan harinya.
Tiga hari berikutnya, William akan menghabiskan waktunya di Yerusalem, Tel Aviv dan Ramallah yang terletak di Tepi Barat. Meski begitu, istana enggak memberi keterangan rinci soal kunjungan tersebut, ke mana William akan pergi atau siapa yang akan ditemui William di sana.
Baca Juga: Jokowi Kecam Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem
Yang jelas, William bakal datang untuk mewakili pemerintahan Inggris. Dan yang jelas, baik Palestina atau pun Israel menyambut baik rencana kunjungan William yang telah diumumkan sejak Maret 2018 lalu itu.
Arah politik
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku antusias dengan kedatangan William. "Ini adalah kunjungan bersejarah, yang pertama dari jenisnya, dan dia akan diterima di sini dengan sangat antusias," kata Netanyahu.
Mahmoud Abbas, Presiden Palestina juga mengungkapkan antusiasmenya. Bagi Abbas, ia sungguh berharap kunjungan William dapat berkontribusi dalam memperkuat hubungan persahabatan antara Palestina dan Inggris.
Secara politik, Inggris dan Israel merupakan sekutu dekat dan penting. Namun, Inggris secara terang-terangan telah menyatakan kritik terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Baca Juga: Korupsi di Balik Pembukaan Kedubes Guatemala di Yerusalem
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Theresa May telah menyatakan sikap dan menyerukan Israel untuk menahan diri. Selain itu, Israel dan Inggris juga sempat berbeda pandangan soal keputusan Amerika Serikat untuk mundur dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.
Di saat Inggris mati-matian mempertahankan perjanjian tersebut, Amerika Serikat malah mundur, dan Israel pun malah ikut-ikutan mendukung keputusan Amerika Serikat itu. Namun, terlepas dari perbedaan itu, sejak kepemimpinan May, pemerintah Inggris telah mengadopsi pendekatan yang lebih positif terhadap Israel.
Sejatinya kedatangan William ke Yerusalem bulan depan sungguh enggak dapat dikira-kira. Sejumlah pihak mengatakan, pembantaian yang dilakukan tentara Israel terhadap rakyat Palestina di perbatasan Gaza dapat memengaruhi kondisi politik di antara persekutuan negara-negara barat, termasuk Inggris.
Jadi, kita lihat saja!