Melihat Kesiapan Pemerintah Hadapi Idul Fitri

| 31 May 2018 06:06
Melihat Kesiapan Pemerintah Hadapi Idul Fitri
Ilustrasi
Jakarta, era.id - Enggak terasa, bulan Ramadan sudah memasuki pekan ketiga. Dan kesibukan yang diperlihatkan Ningsih (55) pagi tadi, menyadarkan sang anak, Dana (24), bahwa hari kemenangan memang sudah dekat.

Iya, kepada era.id, Dana bercerita, pagi tadi selepas sahur, Ningsih langsung mengeluarkan sebuah wadah besar penuh nastar, dan memindahkan butiran-butiran berkilau itu ke dalam wadah-wadah kecil. 

Pemandangan ini begitu familiar buat Dana. Dalam rekaman memori Dana, ini adalah waktu di mana Ningsih akan menghasilkan begitu banyak uang dari skill-nya membuat kue-kue kering yang memang ia kuasai dengan sangat baik. 

Sedang buat Dana, waktu-waktu seperti ini adalah waktu baginya untuk membawa Suzuki Katana tuanya ke bengkel. Dana enggak mau mengalami kesialan seperti tahun lalu, menemui bengkel yang sangat padat, ketika ia terpaksa membawa mobil kesayangannya itu ke bengkel pada H-2 Idul Fitri.

Memang, terkadang Idul Fitri terasa seperti puncak dari siklus tahunan kehidupan manusia-manusia di Indonesia. Wajar, sebagai negara yang dihuni mayoritas penduduk muslim, momen Idul Fitri jadi perayaan besar yang dirayakan hampir setiap orang.

Jika penduduk muslim akan mejalani ibadah dan ritual silaturahmi mudik, warga nonmuslim biasanya akan menikmati libur Idul Fitri dengan pelesiran, jalan-jalan, dan berbagai kegiatan menyenangkan lain yang bisa mereka lakukan untuk mengisi waktu senggang.

Jadi, mengingat lebaran adalah bersama, maka persiapan lebaran adalah hal yang juga amat tidak sepele, apalagi buat pemerintah. Lantas, untuk tahun ini, sudah siapkah pemerintah menghadapi Idul Fitri 1439 H?

Pangan

Pemerintah bilang, mereka siap menghadapi Idul Fitri. Soal bahan pokok, semua harga terjamin aman, enggak akan ada kekurangan-kekurangan stok yang bakal bikin harga melonjak.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bilang, pihaknya telah membentuk satuan tugas (satgas) yang bertugas menjaga stabilitas komoditas pangan jelang Idul Fitri.

“Oleh karena itu, dari Kepolisian bersama-sama dengan kementerian terkait tadi, termasuk KPPU dan Bulog, membuat Satgas Pangan,” ungkap Tito usai rapat terbatas di Istana, Rabu (30/5).

Sampai hari ini, Satgas Pangan telah melakukan operasi dan penegakan hukum terhadap 421 kasus dan menjerat 397 tersangka, termasuk sejumlah kasus penimbunan dan praktik mafia pangan yang dilakukan sejumlah pihak.

Tito menegaskan, Satgas Pangan enggak bakal main-main terhadap penegakan hukum dari perkara-perkara yang mereka tangani. "Kami ingatkan kepada para pelaku pasar, silakan laksanakan sesuai aturan. Yang main-main, kita akan lakukan tindakan tegas untuk itu,” ucap Tito. 

Keamanan

Soal keamanan, semuanya dipastikan terkendali. Tito mengatakan, untuk mengamankan perayaan Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Juni mendatang, Polri telah melakukan sejumlah langkah antisipasi.

Langkah antisipasi yang dimaksud Tito adalah menggelar Operasi Cipta Kondisi dengan menertibkan premanisme di titik-titik rawan seperti terminal, pelabuhan, pasar, dan sejumlah titik lain. 

Selain itu, terkait isu terorisme yang belakangan ini kembali muncul, Tito menegaskan polisi juga telah melakukan langkah maksimal untuk mengantisipasi kemungkinan serangan teror yang dilakukan pada waktu-waktu menjelang hingga pascaperayaan Idul Fitri.

Tapi, soal terorisme ini, Tito mengakui polisi enggak bisa bekerja sendirian. Karenanya ia meminta partisipasi masyarakat luas untuk ikut menjaga kondisi dan lingkungan di sekitar, termasuk meningkatkan kewaspadaan terhadap sekecil apa pun potensi radikalisme.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam rapat terbatas ini juga menyampaikan instruksi langsung kepada Tito dan jajarannya untuk bersinergi dengan unsur keamanan lain, mulai dari TNI hingga BIN.

Untuk memastikan sinergitas itu berjalan, Jokowi meminta kepada Tito untuk mulai rutin melaporkan setiap pergerakan yang dilakukan kepolisian. “Sehingga masyarakat bisa menjalankan ibadah dengan tenang, aman, dan nyaman,” kata Jokowi.

Hadapi pemudik

Nah, soal aktivitas mudik, kabarnya semua juga aman. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, 90 persen jalur mudik nasional di Pulau Jawa, baik jalur Pantura (Pantai Utara), jalur Tengah, maupun jalur Pansela (Selatan) sudah dalam kondisi siap.

“Total semua 3943 km, kondisinya sekarang 90% mantap. Artinya, semua kondisi baik 90%. Jadi ini lebihi baik dari tahun 2017 kemarin,” kata Basuki.

Selain jalan nasional, Basuki juga menyebut kondisi jalan tol di sepanjang Pulau Jawa telah mantap. Dari total 760 kilometer jalan tol yang melintang dari Jakarta ke Surabaya, Basuki menjelaskan, 525 kilometer di antara itu dapat dioperasikan secara penuh, sedang 235 kilometer sisanya bersifat fungsional.

“Minggu lalu kami ke lapangan masih ada yang mulai aspal, ada yang di beton. Namun dijanjikan pada tanggal 30 Mei ini Insya Allah semua sudah dikerjakan,” tutur Basuki.

Terkait transportasi umum, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah sejak jauh-jauh hari bersiap. Bahkan, mereka telah menyusun enam konsep utama yang bakal diterapkan selama musim mudik.

Pertama, Kemenhub akan menginstruksikan pengoperasian bandara hingga pukul 24.00 WIB. Kedua, setiap maskapai pesawat terbang wajib menggunakan pesawat widebody untuk rute-rute penerbangan padat, seperti Bali, Surabaya, dan Medan.

Untuk jalur darat, Kemenhub sudah melakukan koordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia untuk memberikan tambahan kapasitas penumpang sebanyak 4 hingga 5 persen.

Enggak cuma secara teknis, secara birokrasi pun Kemenhub telah berkoordinasi dengan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenpan RB) untuk melakukan manajemen waktu, termasuk menetapkah tujuh hari libur lebaran untuk memecah para ASN dalam beberapa gelombang arus mudik.

Selain itu, Kemenhub juga akan menyelenggarakan mudik gratis dan jasa angkut sepeda motor gratis untuk mengurai pergerakan darat.

Jadi, sudah siap mudik?

Rekomendasi