Gagalkan Bom DPR, Densus 88 Malah Dikritik Fahri

| 04 Jun 2018 16:45
Gagalkan Bom DPR, Densus 88 Malah Dikritik Fahri
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Wakil Ketua DPR kita yang satu ini, Fahri Hamzah sepertinya bisa sakit badan kalau absen mengkritik. 'Peluru' terbarunya kali ini soal aksi tim Densus 88 yang berhasil menangkap tiga terduga teroris di kampus Universitas Riau (UNRI).

Padahal target serangan terduga teroris itu adalah Gedung DPR, tempat Fahri berkantor dan menerima penghasilan. Bukan sekadar wacana. Soalnya bom nya pun sudah disiapkan.

Mereka yang ditangkap itu memang bukan masih berstatus mahasiswa. MNZ (33), RB alias D (34), dan OS alias K (32) adalah alumni UNRI. Nama pertama itu sudah berstatus tersangka, sisanya masih saksi.

Mereka bertiga merasa kalau kampus mungkin saja tempat yang belum terjamah Densus 88. Bahan-bahan peledak mereka dapatkan dengan mudah dari laboratorium. Apalagi dengan status alumnus, mungkin saja para junior jadi enggak ada yang berani tanya aneh-aneh.

Makanya, tidak heran juga dengan hasil penggeledahan Densus 88. Bahan peledak jenis TATP, pedang, panah, senapan angin sampai buku-buku tentang cara merakit bom, dan video ISIS, semua ada di sini. Ini kampus atau medan perang yah?

 

Bayangkan kalau Densus 88 tidak berhasil menggagalkan rencana itu? Senayan bakal bergoncang. Entah berapa banyak korban bakal berjatuhan, termasuk dari para wakil rakyat kita itu.

Jelas polisi pun kebingungan menanggapi kritikan Fahri itu. Densus 88, kata Fahri, enggak boleh masuk kampus. Apalagi sampai bawa-bawa senjata laras panjang. Fahri mau semua diselesaikan lewat dialog, iya lewat dialog di saat terduga teroris itu sudah punya bom, pedang, panah yang siap digunakan.

Mabes Polri sudah bilang kalau Densus 88 punya SOP sendiri menangkap pelaku. Tidak asal bicara apalagi sampai terkesan show dengan membawa senjata.

"Jadi bagaimana kalau kita SOP-nya bawa senjata panjang, harus ganti dengan tongkat polisi misalnya sementara bom sudah siap," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Tags : teroris
Rekomendasi