Tepat, Via Vallen Tak Diam Hadapi Pelaku Pelecehan

| 06 Jun 2018 16:47
Tepat, Via Vallen Tak Diam Hadapi Pelaku Pelecehan
Via Vallen (Foto: Instagram)
Jakarta, era.id - Pasca mengungkap kasus pelecehan seksual yang menimpanya lewat fitur story Instagram, pedangdut Via Vallen mendulang kontroversi dari warganet. Banyak yang mendukung keberanian Via mengungkap pelecehan yang dialaminya. Namun, ada juga yang menyayangkan keputusan Via, bahkan merundung dan menyebut Via hanya mencari perhatian.

Sebelumnya, Via mengunggah foto tangkapan layar yang memperlihatkan pesan pribadi pelaku pelecehan terhadap dirinya yang menyebut, "Saya ingin kamu berada di kamar tidurku, memakai pakaian seksi," dalam bahasa Inggris. Pelantun lagu Sayang ini juga memperlihatkan percakapannya dengan pelaku, dengan lebih dulu menyensor foto dan nama akun Instagramnya. 

Via yang mengaku tidak mengenal dan tak pernah bertemu dengan pengirim pesan, merasa terkejut dan dipermalukan. Ia juga mengklaim telah memblokir akun pesepak bola yang hingga kini belum diketahui secara pasti identitasnya ini.

Story Instagram Via Vallen 

Menurut aktivis feminisme, Dhyta Caturani, langkah yang dilakukan Via mengungkap kasusnya ke publik sudah tepat. Keberanian Via ini merupakan salah satu cara untuk tidak menormalisasi tindakan pelecehan.

"Sudah benar yang dilakukan Via Vallen itu. Itu sudah salah satu cara untuk tidak menormalisasi pelecehan. Pelaku dan apa yang ia lakukan ke Via Vallen harus diumumkan ke publik," kata Dhyta saat dihubungi era.id, Rabu (6/5/2018).

"Selama ini pelaku pelecehan bisa seenaknya sendiri melakukan pelecehan karena korban sering kali diam," tambahnya.

Meskipun Via tak mengungkap secara utuh identitas pelaku, namun, Dhyta menilai, langkah Via mengungkap kasusnya ke publik adalah upaya yang baik sebagai langkah awal menindak pelaku.

"Perlu (mengungkap identitas pelaku), akan lebih baik. Tapi mungkin Via Vallen punya pertimbangan khusus untuk tidak membuka (identitas pelaku) secara lengkap," ujarnya.

Diharapkan, pengungkapan kasus pelecehan seksual beserta pelakunya ke publik akan memberikan efek jera kepada pelaku atau calon pelaku pelecehan. 

Baca Juga: Ada Apa dengan Via Vallen dan Marko Simic? 

Apalagi, berdasar data, pelecehan seksual secara online sangat jamak terjadi. Menurut survei Take Back The Tech, 60 persen perempuan pernah mengalami pelecehan seksual secara online.

Selain itu, Dhyta menambahkan, upaya yang dilakukan oleh Via juga bisa dicontoh oleh korban pelecehan lainnya.

Secara pribadi ia menyayangkan respon warganet yang justru merundung Via. Menurutnya, dalam kasus pelecehan seksual, tidak dibenarkan masyarakat menyalahkan korban. 

"Itu juga perilaku yang salah karena kembali menyalahkan korban dan tidak membuat pelaku atau calon pelaku kapok," tandasnya. 

Rekomendasi