Gus Miftah Tanya Sejak Kapan Rendang punya Agama, UAH Beri Sindiran: Pertanyaan Kurang Kerjaan, Paham Yah?

| 20 Jun 2022 10:46
Gus Miftah Tanya Sejak Kapan Rendang punya Agama, UAH Beri Sindiran: Pertanyaan Kurang Kerjaan, Paham Yah?
Ustaz Adi Hidayat (Antara)

ERA.id - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat menjawab pertanyaan Gus Miftah terkait polemik rendang babi yang sempat heboh beberapa waktu lalu.

Gus Mitftah saat itu mengeluarkan pernyataan "Sejak kapan rendang punya agama?" menanggapi polemik rendang babi tersebut.

Ustaz Adi Hidayat pun melalui potongan video yang beredar, menjawabnya dengan tegas.

Potongan video itu viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun @Adi*****

"Jangan pernah mengecilkan siapapun, apalagi jika jadi tradisi, ada pertanyaan sejak kapan rendang itu punya agama, maka dijawab sejak kapan batik calung dan angklung punya kewarganegaraan, paham jawabannya?" jelas Ustaz Adi Hidayat melalui potongan video yang dilihat pada Senin (20/6/2022).

"Kalau batik diklaim sama Malaysia mau tidak? tidak, karena batik adalah budaya Indonesia, sudah melekat, karena itu tak ingin diklaim," tambah Adi Hidayat.

"Pertanyaannya sejak kapan batik punya kewarganearaan, kan sama saja, itu pertanyaan yang tidak berfaedah," jelas dia.

UAH menyatakan jika sudah melekat, sudah dikenal baik dengan itu maka akan menjadi hukum.

"Karena itu yang setiap yang keluar dari Minang itu lekat dengan syariat walaupun produk makanan," kata dia.

Dia mengatakan jika ada yang menanyakan agama terhadap makanan merupakan pertanyaan kurang kerjaan.

Seperti diketahui, Gus Miftah memberikan tanggapannya mengenai polemik restoran Padang yang menyediakan menu rendang babi, yang belakangan ramai dibicarakan di media sosial. Munculnya menu rendang babi ini nyatanya membuat tersinggung masyarakat, khususnya dari suku Minang, hingga melebar ke ranah agama.

Mengenai hal ini, Gus Miftah pun menyampaikan keresahannya melalui unggahan video di akun Instagramnya. Awalnya ia menjelaskan mengenai surat Al-Baqarah yang menjabarkan ajakan kepada umat Muslim untuk makan makanan yang halal.

Gus Miftah menjelaskan bahwa ajakan tersebut hanya berlaku untuk umat Muslim, tidak untuk umat agama lain. Ia menuturkan umat non-Muslim bebas memakan apa saja dan membuat masakan dengan berbagai racikan.

"Kewajiban makan makanan yang halal itu untuk orang Islam ya, orang non Islam ya terserah mau makan apa, termasuk mau dimasak dengan bumbu apa, dengan cara apa, ya selera mereka," kata Gus Miftah.

Tak hanya itu, Gus Miftah juga menyoroti pedagang rendang babi tersebut yang sudah memberikan label non halal untuk restorannya. Menurutnya dengan label tersebut sudah bisa membuat orang lain memilih untuk membeli atau tidak.

Rekomendasi