Mengapa Musim Kemarau Terasa Dingin? Begini Penjelasan dan Tips Menghadapinya
ERA.id - Pembicaraan terkait kemunculan fenomena cuaca dingin saat Indonesia memasuki musim kemarau 2024, sedang ramai dibahas warganet di media sosial X.
Beberapa warganet menjelaskan, terjadinya fenomena dingin saat musim kemarau disebut sebagai bediding. Lantas mengapa musim kemarau terasa dingin?
Menurut akun @sbyfess, dikutip Rabu (8/5/2024), kemunculan bediding mengakibatkan suhu terasa dingin beberapa hari terakhir di saat pagi. Selain itu, seorang warganet melalui akun @seputar_wngr, pada hari Selasa, mengungkapkan karena ada fenomena bediding, suhu pada saat malam hari juga terasa dingin.
“Sudah 2 (dua) malam cuaca dah mulai kerasa dingin ... Musim " Bediding"... Apakah awal musim kemarau sudah tiba ..??” tulis akun tersebut.
Mengapa Musim Kemarau Terasa Dingin?
BMKG Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jateng Sukasno menjelaskan, munculnya fenomena dingin saat musim kemarau merupakan hal yang normal terjadi setiap tahunnya.
Penyebab musim kemarau terasa dingin dipengaruhi oleh dua faktor, salah satunya angin dominan dari arah timur yang membawa massa udara dingin dan kering dari Australia menuju Indonesia.
"Hal ini memengaruhi suhu udara di wilayah Jawa Tengah. Fenomena ini biasanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus saat bulan-bulan puncak musim kemarau,” ujar Sukasno.
Selain angin yang berasal dari arah timur, faktor lain yang menimbulkan fenomena dingin saat musim kemarau yaitu kondisi langit yang cenderung cerah tanpa awan. Kondisi demikian menyebabkan radiasi Matahari yang sampai ke Bumi lebih besar sehingga suhu udara meningkat drastis pada siang hari.
“Namun, pada malam hari tidak ada awan yang menahan panas Bumi. Akibatnya, panas Bumi dilepaskan kembali ke atmosfer dengan cepat sehingga suhu udara menjadi lebih dingin,” jelas Sukasno.
Efek fenomena dingin di musim kemarau
Sukasno juga menjelaskan, fenomena dingin ketika musim kemarau berpotensi menyebabkan kemunculan embun upas atau embun yang membeku di Dieng, Jawa Tengah.
“Biasanya sering terjadi di dataran tinggi Dieng. Di sana setiap puncak musim kemarau ada fenomena embun upas yang terjadi,” ungkapnya.
Sukasno menjelaskan, fenomena embun upas yang umumnya terjadi di Dieng bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan pada pertengahan tahun ini.
“Terutama yang memiliki hobi naik gunung dan ingin berwisata untuk menyaksikan embun upas secara langsung,” katanya. Walaupun demikian, terjadinya embun upas tentunya tidak selalu menimbulkan dampak yang positif.
Fenomena tersebut juga akan membawa dampak yang merugikan sebab menjadikan pertumbuhan tanaman terganggu bahkan mati. Sukasno menjelaskan, berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim kemarau 2024 di Jawa Tengah akan terjadi pada Juli-Agustus 2024.
Tips Menghadapi Musim Bediding
Musim bediding memang tergolong fenomena alam yang normal, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan selama masa tersebut, antara lain:
Mengenakan pakaian yang hangat
Untuk menjaga tubuh tetap hangat, sebaiknya gunakan pakaian yang lebih tebal atau berlapis-lapis, terutama di malam hari.
Mengonsumsi makanan yang bergizi
Konsumsi makanan yang bergizi seimbang juga penting bagi kita untuk menjaga daya tahan tubuh.
Konsumsi air putih yang cukup
Seperti yang kita ketahui, dehidrasi lebih mudah terjadi saat cuaca panas, sehingga penting bagi kita untuk mengonsumsi air putih yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi.
Istirahat yang cukup
Untuk menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh, istirahat yang cukup juga penting dilakukan.
Demikianlah ulasan tentang mengapa musim kemarau terasa dingin beserta tips-tips menghadapi musim tersebut. Semoga bermanfaat!
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…