Vaksin COVID-19 Buatan Moderna 95 Persen Efektif, Penyimpanan Lebih Mudah

ERA.id - Perusahaan bioteknologi Moderna menyatakan bahwa vaksin COVID-19 buatan mereka punya tingkat efikasi 94,5 persen. Hal ini ditemukan dari analisa sementara data uji klinis fase 3, yang hasilnya diumumkan pada Senin (16/11/2020).

Tingkat efikasi itu didasarkan atas 95 relawan uji klinis yang positif terinfeksi COVID-19. Dari jumlah itu, 90 pasien adalah relawan yang menerima plasebo, dan hanya 5 relawan saja yang berasal dari kelompok penerima vaksin COVID-19.

Moderna saat ini berencana untuk mengurus perijinan penggunaan vaksin secara darurat ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, seperti disampaikan The Guardian.

Pengumuman ini keluar di tengah cepatnya proses riset dan pengujian vaksin COVID-19 di berbagai belahan dunia. Baru-baru ini perusahaan Pfizer/BioNTech juga telah mengumumkan hasil analisa sementara data uji klinis vaksin COVID-19 mereka, yang menunjukkan tingkat efikasi di atas 90 persen dalam menghalau infeksi virus korona baru.

Vaksin COVID-19 Moderna, yang menggunakan teknologi mRNA seperti vaksin Pfizer/BioNTech, baru akan tersedia di Amerika Serikat saja hingga akhir 2020. Vaksin ini akan diproduksi sebanyak 20 juta dosis untuk AS sebelum akhir 2020, kemudian diproduksi hingga 1 miliar dosis pada tahun depan.

Bila vaksin Moderna ini berhasil uji pemeriksaan oleh FDA, yang mensyaratkan setidaknya 151 kasus COVID-19 di antara para relawan sebagai standar analisa, maka posisinya akan lebih diuntungkan daripada vaksin Pfizer. Salah satu kelemahan vaksin Pfizer adalah ia harus disimpan dalam suhu ultradingin, yaitu antara -70C hingga -80C, sejak dari pabrik produksinya hingga sampai ke pasien. Namun, Moderna menyatakan bahwa vaksin buatan mereka punya umur penggunaan yang lebih baik.

Vaksin Moderna mampu disimpan di suhu kulkas biasa, yaitu antara 2C hingga 8C, selama tiga puluh hari. Umur pakainya jadi lebih lama, hingga enam bulan, bila disimpan di suhu -20C, sehingga memudahkan proses pengiriman dan penyimpanan untuk jangka panjang.

Namun, dengan harga 38-45 pound (Rp706ribu - Rp836ribu) untuk dua kali suntikan, vaksin Moderna dipastikan lebih mahal daripada vaksin-vaksin COVID-19 lainnya. Vaksin buatan AstraZeneca/Oxford dikabarkan dijual seharga Rp55.739 per dosisnya, sementara vaksin buatan Johnson and Johnson dan Sanofi/GSK, yang keduanya masih diuji klinis, bakal dijual dengan harga Rp148.636 per dosis. Sementara itu, vaksin Pfizer dijual agak lebih murah, yaitu Rp557.386 per dosis.

Teknologi genetik mRNA yang digunakan dalam vaksin Moderna disuntikkan ke dalam tubuh untuk digunakan sel memberantas protein spike yang dipakai virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel tubuh.

Analisa data uji vaksin Moderna saat ini difokuskan pada apakah vaksin tersebut mencegah terjadinya gejala serius dari infeksi COVID-19. Berdasarkan analisa sementara, tak ada satupun dari 5 pasien COVID-19 dari kelompok penerima vaksin yang infeksinya parah, ini kontras dengan 11 pasien COVID-19 parah dari kelompok plasebo.

Data sementara vaksin ini juga menunjukkan efektivitas yang tinggi di kalangan relawan lansia dan relawan dari berbagai latar belakang etnis.