PM Conte Mundur, Krisis Politik Bayangi Penanganan Pandemi di Italia
ERA.id - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyatakan mundur pada Selasa, (26/1/2021) menyusul pertidaksetujuan di dalam koalisi pemerintahannya terkait pemanfaatan dana pemulihan ekonomi pascapandemi.
Melansir Politico, surat pengunduran diri diberikan Conte pada Presiden Sergio Mattarella usai rapat kabinet, Selasa. Ini menjadi akhir masa pemerintahannya yang baru berumur 16 bulan.
Pengunduran diri Conte tak ayal membuat Italia dibayangi ketidakpastian politik di tengah memburuknya pandemi COVID-19 yang telah menewaskan lebih dari 80.000 warga Italia. Angka kematian ini menjadi angka kematian tahunan tertinggi di Italia sejak Perang Dunia II.
Conte, politisi independen yang memimpin koalisi antara partai tengah Democrats dan partai populis 5Star Movement, terpaksa mengundurkan diri setelah mantan perdana menteri Matteo Renzi menarik partai politiknya, Viva, dari koalisi.
Renzi sebelumnya telah mengritik rencana pemerintahan Conte dalam memanfaatkan dana 200 miliar euro yang diberikan Uni Eropa guna merevitalisasi ekonomi pascapandemi.
Awalnya, Conte hendak menggantikan politisi partai Viva dengan politisi lain, namun, rencana itu gagal. Mengetahui bahwa pemerintahannya bakal takluk dalam jajak pendapat reformasi yudisial pada pekan ini, Conte pun memilih mundur.
Saat ini, keputusan pemilihan pemimpin baru untuk Italia, atau menaikkan Conte kembali, berada di tangan Presiden Sergio Mattarella. Conte dikabarkan masih memiliki kesempatan jika ia bisa memiliki dukungan mayoritas di parlemen dan membentuk pemerintahan baru.
Pada Rabu, Presiden Mattarella akan mengadakan sesi konsultasi dengan pemimpin partai politik dan ketua parlemen Italia.
Mitra koalisi parlemen di Italia sejauh ini masih menganggap Conte sebagai figur paling tepat untuk memimpin Italia, demikian disampaikan Politico.
Goffredo Bettini, anggota partai Democrats, mengatakan bahwa pemerintahan pro-Eropa akan mudah dibentuk lewat kepemimpinan Conte. "Kita harus menghindari debat politik yang abstrak, yang pada akhirnya hanya mengantar Italia kepada kebingungan dan ketidakpastian," tulis Goffredo di Facebook.
Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi mengatakan bahwa partai Forza Italia bersedia bila diperlukan untuk membentuk koalisi yang lebih luas.
"Hanya ada satu jalan ke depan, yaitu pemerintahan yang mewakili kesatuan negeri ini di tengah masa darurat, atau dalam kata lain mengembalikan keputusan kembali kepada warga Italia," kata dia.
Komisioner Ekonomi Eropa Paolo Gentiloni, dikutip Politico saat berbicara di sebuah acara di Belgia, mengatakan bahwa Italia saat ini sedang dalam masalah.
"Kami memerlukan pemerintahan yang mampu memastikan bahwa krisis ini tidak merembet menjadi krisis sosial dan finansial, yang tahu bagaimana membuat program pemulihan yang berkualitas dan menunjukkan keberpihakan Italia pada Eropa. Namun, nyatanya, kami saat ini berada dalam ketidakpastian."