Asal Usul dan Sejarah Dimsum yang Perlu Kamu Ketahui
ERA.id - Siapa yang tak mengenal camilan ringan yang disimpan di wadah kukusan bambu agar tetap panas saat disajikan. Ya, sajian tersebut adalah Dimsum.
Dimsum merupakan hidangan tradisional China yang awalnya dinikmati oleh para raja di pagi hari. Biasanya akan sangat sempurna jika menikmatinya dengan teh hitam yang hangat, karena dipercaya bisa memberikan semangat dan perasaan yang baik.
"Para penasehat kerajaan di zaman Dinasti Han tepatnya pada tahun 206 sebelum masehi (SM), memberikan nasihat kepada raja-raja untuk meminum teh hitam saat menikmati dimsum, agar mampu meredakan emosi saat memimpin peperangan," kata Marketing & Branding Manager HARRIS Hotel & Conventions Festival Citylink Bandung, Rikky Sugiarto kepada ERA.id, Selasa (23/2).
Awalnya Dimsum terbuat bukan hanya dari daging sapi dan daging ayam, tetapi ada yang memang mengandung daging dan lemak babi. Jadi sebelum Dimsum dijual di setiap sudut kota, Dimsum hanya ada di Restoran China yang berlabel non-halal.
Dimsum juga memiliki filosofi yang sangat kuat, dimana sajian yang memiliki makna keharmonisan. Terlihat dari paduan warna, bentuk, rasa, dan aroma dari dimsum selalu menggugah selera, pasalnya dimsum banyak sekali macamnya mulai dari asin, manis sampai pedas bisa memanjakan lidah pecinta kuliner dari berbagai kalangan.
Sebagai pecinta Dimsum, kamu wajib tahu kalau dimsum itu banyak sekali jenisnya. Di antara cara mengolah dimsum yaitu dikukus dan digoreng, pada abad ke 10 telah dikenal sekitar 2 ribu macam dimsum, tapi yang sekarang kita kenal hanya 100 macam Dimsum saja, karena Dimsum yang masuk ke Indonesia adalah Dimsum yang dikenalkan oleh para pedagang yang berasal dari China melalui jalur perdagangan.
Kala itu, bukan hanya ada pedagang dari China, pedagang dari India dan Arab Saudi kala itu memberikan pengaruh yang sangat kuat, jadi dimulailah penyebaran dimsum halal yang tersebar sampai ke Kota-kota besar, salah satunya, Kota Bandung. Santapan tersebut sekarang terkenal dengan nama siomay atau baso tahu, dimana bahan dasar yang digunakan adalah ayam atau ikan.
Kunci dari dimsum yang sempurna, kata Rikky terdapat pada hati pembuat Dimsum, selain bahan-bahan unsur yang perlu diperhatikan adalah keserasian dan ketenangan.
"Bisa kita bayangkan, dulu pelayan kerajaan menyajikan dimsum harus memiliki ukuran, bentuk dan takaran rasa yang sama, tidak ada yang lebih dan kurang, semua harus berbentuk sama sehingga mulai dari kasta tinggi sampai kasta pedagang menikmati cita rasa yang sama," tuturnya.