Putin 'Ungguli' Apa yang Tak Bisa Dilakukan Hitler, Penyintas Holokaus Perang Dunia II Tewas di Perang Ukraina
ERA.id - Kisah pilu dialami seorang penyintas Holokaus. Ia bernama Boris Romanchenko. Pria berusia 96 itu tak bisa berbuat apa-apa saat rudal Rusia menghantam flatnya di Kota Kharkiv, Ukraina, Senin (12/3).
Boris yang pernah selamat dari kamp konsentrasi Buchenwald Nazi selama Perang Dunia II itu pun tewas di kediamannya.
Padahal, sebelum perang Rusia-Ukraina meletus, Boris pernah merasakan kejamnya kamp konsentrasi Dora-Mittelbau dan kamp Bergen-Belsen. Namun, berhasil selamat.
"Dengan perasaan ngeri kami melaporkan kematian Boris Romanchenko yang terbunuh dalam perang di Ukraina," demikian bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan yayasan pengelola monumen kamp konsentrasi Buchenwald, Senin (21/3).
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, telah mengalami serangan berat dari artileri Rusia selama invasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut invasi tersebut sebagai "operasi militer khusus" yang diperlukan untuk melucuti senjata dan membersihkan pengaruh Nazi di negara tetangganya itu.
"Tolong pikirkan berapa banyak peristiwa yang telah dia lewati," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Senin malam.
"Tapi terbunuh oleh serangan Rusia, yang menghantam gedung bertingkat Kharkiv. Dengan perang dari hari ke hari ini, menjadi lebih jelaslah apa arti denazifikasi bagi mereka."
Romanchenko lahir pada 20 Januari 1926, di Bondari, dekat Kota Sumy, menurut yayasan Buchenwald.
Dia dideportasi ke Dortmund pada 1942. Di sana, dia harus melakukan kerja paksa di pertambangan. Setelah gagal dalam ikhtiarnya melarikan diri, dia dikirim ke kamp konsentrasi Buchenwald pada 1943. Di kamp itu, lebih dari 53.000 orang tewas selama Perang Dunia II.
Romachenko kemudian dikirim ke Peenemnde di Pulau Usedom di Laut Baltik, tempat dia menjalani kerja paksa pada program roket V2, kamp konsentrasi Dora-Mittelbau, dan kamp konsentrasi Bergen-Belsen, kata yayasan monumen tersebut.
"Kematian mengerikan Boris Romanchenko menunjukkan betapa berbahayanya perang di Ukraina bagi para penyintas kamp konsentrasi," bunyi pernyataan itu.
"Kami berduka atas kehilangan seorang teman dekat."
Menurut pernyataan, Romanchenko telah menjabat selama bertahun-tahun sebagai wakil presiden Komite Internasional Buchenwald-Dora, seraya mengabdikan diri untuk mendokumentasikan kejahatan Nazi.
Baik kementerian luar negeri maupun kementerian pertahanan Ukraina mengutuk aksi yang mengakibatkan kematian itu.
"Putin berhasil 'mencapai' apa yang bahkan tidak bisa dilakukan Hitler," kata Kementerian Pertahanan Ukraina di akun Twitter-nya.
Kami juga pernah menulis soal Ukraina Ogah Serahkan Kota Mariupol Meski Digempur Rusia dari Berbagai Penjuru Kamu bisa baca di sini.
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!