Berawal dari Gugurnya 3 Prajurit, Panglima TNI Jenderal Ungkap Kebohongan Danki Gome Papua: Tutupi Aktivitas Pengamanan Proyek Galian Pasir

ERA.id - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan kronologis terbongkarnya kebohongan Komandan Kompi (Danki) Gome, Papua. Akibat kebohongan itu, tiga prajurit TNI Angkatan Darat (AD) tewas tertembak kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Andika mengatakan, saat itu pusat hanya mengetahui ada penyerangan dari KKB ke Kdi Pos Koramil Gome Satgas Kodim YR 408/Sbh, Papua, pada Januari 2022 lalu. Namun rupanya, hal itu merupakan laporan palsu yang disampaikan Danki Gome kepada Komandan Batalyon.

"Kita kan tahunya, termasuk Komandan Batalyon yang saat vicon (video conference) itu ada suara tembakan, dan lokasinya enggak satu titik di pos Gome di Kabupaten Puncak. Rupanya komandan (danki) Gome berbohong," ujar Andika di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2022).

Andika mengungkapkan, Danki Gome melaporkan kepada Komandan Batalyon bahwa saat terjadi aksi penembakan oleh KKB itu sedang ada kegiatan patroli ke titik-titik koordinat. Namun, kenyataannya, tim yang berpatroli itu tidak berada di titik koordinat seperti yang dilaporkan.

Tim patroli, kata Andika, rupanya mendapat tugas untuk melakukan pengamanan terhadap proyek galian pasir yang letaknya di pinggir jalan.

"Yang dilaporkan ke Komandan Batalyon, mereka ini mengeluarkan tim untuk patroli ke titik-titik koordinat yang disebut. Ternyata, praktiknya enggak di situ," kata Andika.

"Titik patroli yang itu semua (dilaporkan) enggak benar. Karena yang dilaporkan misalnya titik A, yang dilakukan ke titik lain yaitu di pinggir jalan, di sana ada galian pasir," ungkapnya.

Seharusnya, kata Andika, jika memang ada pengamanan untuk sebuah proyek haruslah dilaporkan ke Panglima Kodam (Pangdam) apa adanya. Tujuannya untuk memastikan apakah proyek tersebut merupakan proyek strategis nasional atau bukan.

"Yang gini-gini dilaporkan apa adanya, dilaporkan sampai ke atas, kemudian pada Pangdam. Nanti bisa diputuskan apakah proyek stragtegis nasional kah yang perlu didukung," kata Andika.

Dia menjelaskan, sudah menjadi tugas TNI untuk mengamankan proyek strategi nasional, sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah. Namun, hal itu tentunya juga harus tetap dengan perhitungan.

Andika menegaskan, tidak bisa keamanan di semua daerah disamakan.

"Memang proyek strategis nasional harus didukung. Tapi juga kalau memang iya, supervisi atas gimana, situasi disana gimana. Tidak berarti cara menggelarnya seperti di Jawa Barat. ada supervisi dan pengawasan dari komandan kompi kalau dilaporkan apa adanya," tegasnya.

Atas adanya kejadian tersebut, Andika mengaku sudah melakukan evaluasi secara menyeluruh. Dia berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran ke depannya.

"Sudah, evaluasi sudah dilakukan ke seluruhnya yang bertugas tentang studi kasus ini agar enggak ada yang melakukan lagi. Karena SOP aktivitas pada anggota sudah dismpaaikan, nah itu ga dilakukan," katanya.

Kami juga pernah menulis soal Komandan Kompi Distrik Gome Diproses Secara Hukum, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Tegas: Kita Ada Pegangan Kamu bisa baca di sini.

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!