Adnan Oktar: Si 'Tukang Obat' yang Haus Kontroversi

| 02 Feb 2021 16:30
Adnan Oktar: Si 'Tukang Obat' yang Haus Kontroversi
Adnan Oktar, alias Harun Yahya, penceramah Islam terkenal. (Foto: Wikimedia Commons)

ERA.id - Melihat sepak terjang sosok Adnan Oktar, yang juga dikenal lewat nama pena Harun Yahya, orang akan berpikir bahwa pria Turki kelahiran 2 Februari 1956 ini tidak pernah malu mengutarakan sesuatu yang kontroversial. Hidupnya dipenuhi rumor, drama, hingga kasus kriminal yang membuatnya bakal dipenjara selama 1.075 tahun.

Tapi, sebelum mencapai hukuman pengadilan yang fantastis itu, sebenarnya apa yang telah dilakukan Adnan Oktar selama ini?

Kultus Seks Islami

Melansir The Balkanist, gerakan Adnan Oktar selama ini kerap didefinisikan sebagai 'kultus seks Islami yang mendukung pemerintahan Perdana Menteri Turki'.

Terasa aneh? Mari kita pahami ini bersama-sama.

Kelompok ini pada dasarnya menghadirkan diskusi tentang Islam seperti yang bisa disaksikan di televisi swasta nasional Indonesia. Namun, kelompok Adnan Oktar membungkus acara tersebut dalam 'Islam bergaya Disney yang sensual', demikian disebut di Balkanist.

Di acara-acara talk show lewat saluran televisi A9 milik Adnan, seseorang bisa melihat wanita-wanita cantik memakai pakaian brand Gucci. Wajah mereka dihiasi bulu mata palsu warna pelangi, rambut wig, hingga bando Versace dengan berlian yang berbinar. Wanita yang tampil montok berkat operasi plastik ini dinamai Adnan sebagai para 'kitten', atau anak-anak kucing yang gemas.

Di acara tersebut, dilatari bebungaan lavender imitasi, penonton akan disuguhi percakapan mengenai 'kebohongan' teori evolusi yang dicetuskan Charles Darwin di tahun 1859. Dipandu oleh Adnan Oktar sendiri, penonton akan diajak mengikuti cara berpikir sang pria Turki yang meyakini seluruh makhluk hidup semata-mata diciptakan oleh Tuhan, bukan terseleksi oleh evolusi alam.

Sebagai variasi, Adnan Oktar juga kerap membahas apa tanda-tanda wajah dari seorang Muslim sejati, dan bagaimana Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan - yang kerap dianggap berkawan baik dengan Adnan - adalah salah satu sosok penting di Masa Terakhir, atau era akhir sebelum hari kiamat. Setidaknya begitulah keyakinan si penceramah.

Sejumlah pernyataan Adnan Oktar, atau Harun Yahya seperti ia dikenal sebagai penceramah, disebut sebagai omong kosong oleh banyak pihak. Sebagai tokoh terkemuka kreasionis Islam, para peneliti kerap mengejek pria ini sekadar 'tukang obat' atau 'gila'.

Namun, tak bisa dipungkiri, gaya jualan Harun Yahya cukup laku di Turki dan bahkan di sejumlah negara selama 30 tahun terakhir.

'Imam Mahdi' yang Flamboyan

Popularitas Adnan Oktar tidak terjadi dalam semalam. Seperti disebutkan Anne Ross Solberg lewat buku The Mahdi Wears Armani (Södertörn University Press, 2013), Adnan pertama kali mendapat pengikut saat menjadi pemimpin kelompok relijius di universitasnya di era 1980an. Kala itu, kata Solberg, Adnan berhasil menarik minat kaum muda kaya dan berpengaruh di Istanbul.

Harun Yahya
Harun Yahya alias Adnan Oktar. (Foto: Corbis/Getty Images/Patrick Robert)

Popularitasnya melejit setelah menulis sebuah makalah setebal 550 halaman pada 1987, berjudul "Yudaisme dan Gerakan Freemason". Didorong oleh teori-teori konspirasi, buku tersebut menyatakan bahwa kaum Yahudi dan Freemason telah menyusup ke dalam institusi Turki guna "mengikis nilai spiritual, relijius, dan moral warga Turki, membuat bangsa ini menjadi seperti binatang."

Buku tersebut kabarnya dicetak hampir 100.000 eksemplar. Namun, tak lama kemudian polisi menangkap Adnan Oktar atas tuduhan hendak menjalankan revolusi teokratis melawan pemerintahan Turki. Setelah itu, ia harus mendekam di penjara selama 19 bulan, di mana 10 bulan di antaranya dihabiskan Adnan di rumah sakit jiwa karena ia dianggap mengalami kepribadian obsesif-kompulsif dan skizofrenia.

Walau begitu, selepas dari penjara, kelompok pengikut Adnan makin berkembang. Mereka lantas mendirikan 'Yayasan Riset Sains' (BAV) di tahun 1990.

Kultus pengajaran yang menyertai Adnan Oktar juga makin menjadi-jadi. Beberapa orang terdekatnya bahkan menganggap Adnan sebagai imam Mahdi, atau sosok penebus umat Islam yang bakal memerintah sebelum Hari Penghakiman dan yang akan menyingkirkan kuasa jahat.

Si Jago Dagang

Namun, seperti coba ditunjukkan Solberg lewat disertasinya, Adnan Oktar lebih mirip seorang penceramah dengan sejumlah strategi marketing alih-alih sosok mesianik sejati.

Gerakan ceramah Adnan Oktar, atau Harun Yahya, yang berubah-ubah dianggap mencerminkan dinamika politik di Turki dan dunia. Adnan sendiri merupakan loyalis sintesa Turki-Islam yang digaungkan pemerintah Turki sejak kudeta di tahun 1980. Ceramahnya disebut-sebut cukup populer di kalangan nasionalis Turki, kaum Islam Sunni, penyanjung Ataturk, neo-Ottoman, hingga penyuka teori-teori konspirasi.

Harun Yahya
Harun Yahya saat bertemu dengan pemuka agama dari berbagai agama. (Foto: Wikimedia Commons)

Ketika perhatian Adnan berpindah dari Turki menuju pasar internasional, di era 2000an, gaya ceramahnya pun berubah. Ia tak lagi anti-Yahudi, dan lebih condong pada gaya 'ekumenis' yang mendukung dialog antar-agama. Di era ini, saluran TV A9 kerap menampilkan wakil agama Yahudi dan Kristen berdiskusi menentang teori evolusi Darwin.

Di era tersebut pula Adnan Oktar merilis suatu buku setebal 768 halaman, dengan berat total hampir 6 kilogram, berjudul "The Atlas of Creation". Berisi 'bukti-bukti nyata' yang membantah sejarah evolusi, buku ini Adnan kirim ke PBB, Kongres Amerika Serikat, hingga fakultas-fakultas biologi di berbagai universitas. Namun, buku ini mengundang kontroversi tersendiri dan dikecam oleh badan pengelola pendidikan di berbagai belahan dunia karena minim nilai saintifik.

Adnan Oktar adalah Turki

Di era 2000an, organisasi BAV yang Adnan Oktar dirikan telah menyelenggarakan ratusan konferensi mengenai paham kreasionisme di Turki dan seluruh dunia, seperti dilaporkan National Center for Science Education.

Dengan nama pena Harun Yahya, si pria Turki menerbitkan 330 judul buku, bahkan mendirikan penerbitan sendiri yang terbitannya banyak dijual di toko-toko buku Islam di seluruh dunia. Reuters, pada 2008, menyebutkan bahwa Harun Yahya adalah penulis yang karyanya paling laku terjual di dunia Muslim.

Namun, pada 11 Januari 2018, diawali oleh dugaan kejahatan keuangan yang dilakukan organisasinya, Harun Yahya, alias Adnan Oktar, ditangkap oleh kepolisian Turki. Ia ditangkap bersama lebih dari 160 pengikutnya.

Penangkapan Harun Yahya
Polisi menangkap Harun Yahya di kediamannya di Cengelkoy, Turki, pada 11 Januari 2018. 

Harian Hurriyet di Turki mengatakan bahwa polisi menggeledah rumah Adnan di Cengelkoy di Istanbul. Adnan ditahan atas tuduhan membentuk gang kriminal, korupsi, dan pelecehan seksual.

Adnan, sang penceramah Islam, juga dituduh telah melakukan hubungan intim dengan anak di bawah umum dan menculik anak-anak, juga aksi mata-mata politik dan militer, serta aksi pencucian uang.

Setelah penangkapan Adnan, sebanyak 45 orang dari enam negara telah menggugat pria tersebut. Pada 19 Juli 2019, pengadilan tinggi Istanbul menyetujui tuduhan yang diberikan jaksa kepada Adnan.

Pada 11 Januari 2021, dalam berita yang menggugah banyak orang, Adnan Oktar dihukum penjara selama 1.075 tahun.

Drama kehidupan Adnan Oktar/Harun Yahya berakhir di penjara, kemungkinan hingga akhir hayat pria tersebut. Sejumlah orang akan menganggap ide-ide Adnan Oktar, terutama yang menyanggah teori evolusi, sebagai omong kosong atau 'sampah'. Namun, barangkali Adnan adalah sosok yang sekadar mencerminkan perubahan masyarakat Turki di era 1980an.

Seperti ditulis William Amstrong di Hurriyet, Adnan mempertemukan apa yang tidak masuk akal dengan hal-hal yang mengusik hati nurani.

Kata William, "Hal ini bisa dilihat sebagai suatu eksperimen laboratorium yang muncul dari persimpangan antara agama, budaya pop, kapitalisme konsumeris, dan teknologi pemasaran di Turki pasca 1980an -- (Adnan Oktar) adalah saksi atas sebuah tempat di mana kondisi yang tak masuk akal bisa ditemukan dengan mudah."

Rekomendasi