Rangkaian Hari Raya Galungan, Simak di Sini

| 29 Feb 2024 10:02
Rangkaian Hari Raya Galungan, Simak di Sini
Ilustrasi Hari Raya Galungan. (Istimewa)

ERA.id - Salah satu hari suci yang dirayakan oleh seluruh umat Hindu di Indonesia pada setiap tahunnya adalah Perayaan Hari Raya Galungan. Pelaksanaannya dilaksanakan setiap enam bulan sekali atau 210 hari sekali dalam kalender Bali. Berdasarkan perhitungan kalender Pawukon, perayaan Galungan dijadwalkan berdasarkan pada hari Wuku dan Wewaraan. Di bawah ini akan kita bahas rangkaian Hari Raya Galungan.

Mengutip situs resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), pada dasarnya, galungan memiliki makna perang atau pertarungan. Galungan jatuh pada Wuku Dungulan yang bermakna menyerah atas kekalahan. Dalam hal tersebut, Galungan dan Dungulan menjadi pertarungan (Dharmayudha) dan menyerah atas kekalahan musuh-musuh manusia dari godaan para Bhuta Tiga antara lain Sang Bhuta Dungulan, Sang Bhuta Galungan, dan Sang Bhuta Amangkurat.

Maksud dari perang melawan para Bhuta itu bukanlah perlawanan fisik manusia, akan tetapi sikap bathiniah, mental, atau godaan hawa nafsu.

Ilustrasi Hari Raya Galungan. (Pixabay)

Rangkaian Hari Raya Galungan

Tumpek Wariga

Tumpek Wariga jatuh pada Saniscara (Sabtu) Kliwon Wuku Wariga atau 25 hari sebelum Hari Raya Galungan. Kegiatan Tumpek Wariga Ista Dewata dilaksanakan dengan memberikan pemujaan kepada Sang Hyang Sangkara atau Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan.

Masyarakat yang menjalankan tradisi ini umumnya merayakan dengan menyediakan banten (sesaji) berupa bubuh (bubur) sumsum, contohnya bubuh putih untuk umbi-umbian, bubuh bang untuk padang-padangan, dan sebagainya.

Sugihan Jawa

Sugihan Jawa dilaksanakan pada setiap hari Kamis Wage wuku Sungsang. Hari tersebut menjadi hari penyucian atas segala hal yang membuat seseorang melekat di luar diri manusia (Bhuana Agung). Rangkaian ini dilaksanakan untuk membersihkan segala sifat negatif. Kegiatannya dilaksanakan berupa Upacara Ngerebon, sebuah ritual untuk membersihkan Merajan dan Rumah. Adapun di wilayah pura akan disajikan Guling Babi setelah upacara selesai dan dibagikan ke masyarakat.

Sugihan Bali

Kegiatan ini dilaksanakan setiap Jumat Kliwon wuku Sungsang. Adapun makna dari kegiatan ini adalah menyucikan atau membersihkan diri yang dilaksanakan dengan mandi, menjalani pembersihan fisik, dan permohonan atas Tirta Gocara kepada Sulinggih untuk menyucikan jiwa.

Hari Penyekeban

Rangkaian ini dilaksanakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan. Hari Penyekeban memiliki makna filosofis yaitu "nyekeb indriya" yaitu mengekang diri dari perilaku yang menjadi larangan dalam agama.

Hari Penyajan

Kegiatan ini dirayakan pada hari Senin Pon wuku Dungulan. Ritual ini memiliki arti filosofis yaitu merayakan hari raya dengan memantapkan diri dan membuat kepercayaan semakin teguh.

Hari Penampahan

Ritual ini dilakukan pada hari Selasa Wage wuku Dungulan. Dalam kegiatan ini umat akan menyatakan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diterima. Perayaannya dijalani dengan membuat penjor dan menyembelih babi.

Hari Raya Galungan

Seluruh umat mengawali upacara di pagi hari dengan persembahyangan di rumah masing-masing dan kemudian dilanjutkan pergi ke Pura di lingkungan sekitar. Tradisi yang sering dilakukan saat Galungan adalah tradisi Pulang Kampung.

Hari Umanis Galungan

Umat akan menjalani persembahyangan dan Dharma Santi, antara lain berkunjung ke saudara dan tempat rekreasi. Pada hari ini, anak-anak menjalankan tradisi ngelawang yaitu menarikan barong dan gambelan dari pintu rumah penduduk satu ke penduduk lainnya. Hari Umanis Galungan jatuh pada hari Kamis Umasnis wuku Dungulan.

Hari Pemaridan Guru

Ritual ini dirayakan setiap Sabtu Pon wuku Galungan, yaitu dengan menjalani ngelusur atau nyurud yang berarti memohon. Pemaridan Guru bermakna sebagai permohonan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Ulihan

Dirayakan pada Minggu Wage wuku Kuningan. Mempunyai makna sebagai pulang atau kembali yang bermakna para dewata dan dewati atau leluhur untuk kembali ke khayangan dengan menyajikan berkat dan anugrah panjang umur.

Hari Pemacekan Agung

Ritual ini dirayakan pada hari Senin Kliwon wuku Kuningan. Pada hari ini, selama perayaan umat manusia menyimbolkan keteguhan iman atau tegar atas segala godaan.

Hari Kuningan  

Hari Kuningan dilaksanakan dengan memasang tamiang, kolem, dan endong. Kegiatan tersebut mengandung nilai terkait disiplin waktu dan kemampuan untuk mengatur waktu. Sementara itu, warna kuning sendiri mempunyai makna sebagai kebahagiaan, keberhasilam dan kesejahteraan.

Hari Pegat Wakan

Rangkaian terakhir dari Hari Raya Gulungan yang dijalankan pada hari Rabu Kliwon wuku Pahang, sebulan setelah perayaan galungan. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu dengan bersembahyang dan mencabut penjor yang dibuat di hari Penampahan.

Demikianlah ulasan tentang rangkaian Hari Raya Galungan yang dilaksanakan oleh umat Hindu setiap tahunnya. Semoga informasi ini bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi