Atraksi Budaya Indonesia yang Menarik dan Memukau Wisatawan

| 13 Jun 2024 23:01
Atraksi Budaya Indonesia yang Menarik dan Memukau Wisatawan
Atraksi budaya Indonesia yang menarik. (Unsplash)

ERA.id - Indonesia merupakan sebuah negara yang di dalamnya tinggal banyak suku dengan kekayaan tradisi dan budayanya. Keberagaman tersebut membuat Indonesia mempunyai daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Salah satu bentuk tradisi tersebut berupa atraksi-atraksi budaya Indonesia yang ikonik dan dapat disaksikan di seluruh pelosok daerah di Indonesia.

Atraksi Budaya Indonesia

Melansir situs resmi Kemenparekraf, di bawah ini adalah atraksi wisata ikonik Indonesia yang menarik bagi para wisawatan:

  • Tari Saman, Gayo Lues

Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang umumnya dipertunjukkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Lagu dan syair dalam Tari Saman dipentaskan dalam bahasa Gayo, pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri dari para pemuda pria dengan mengenakan pakaian adat.

Ilustrasi tari saman. (Antara)

Biasanya tarian ini juga dipentaskan saat acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur disebutkan, Tari Saman diciptakan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari saman sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tanggal 24 November 2011.

Tari Saman juga menjadi salah satu media untuk berdakwah yang mencerminkan pendidikan keagamaan (Islam), kepahlawanan, sopan santun, kekompakan dan kebersamaan. Sebelum dimulai, seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat yang mewakili masyarakat setempat (keketar) akan ditampilkan untuk memberikan nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

  • Atraksi Lompat Batu, Nias, Sumatera Utara

Atraksi wisata dari Desa Wisata Bawomataluo, Nias, Sumatera Utara ini juga menjadi atraksi yang ikonik.  Disebut sebagai “Hombo Batu” atau “Fahombo” dalam bahasa Nias, lompat batu pada mulanya merupakan tradisi yang dijalankan sebagai syarat pemuda untuk mengikuti perang.

Namun, yang dilompati bukanlah batu biasa, tetapi batu dengan tinggi dua meter dan lebar 40 cm.

Saat menjalani atraksi, para pemuda juga mengenakan pakaian adat prajurit kerajaan dengan warna khas Nias; merah, kuning, dan hitam. Jika mampu lompat tanpa menyentuh batu, berarti pemuda tersebut sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik.

  • Tari Rentak Kudo – Kota Sungai Penuh

Disebut sebagai “Rentak Kudo” karena dilakukan dengan gerakan yang menghentak-hentak seperti kuda. Tarian ini ditarikan di dalam perayaan yang dianggap sakral oleh masyarakat sekitar Gunung Kerinci. Penghormatan yang tinggi terhadap perayaan seni dan budaya Kerinci ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga diyakini bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan.

Tarian ini bertujuan untuk merayakan dan mempersembahkan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum berupa beras (padi) dan diselenggarakan berhari-hari tanpa henti. Kadang jika dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini sebagai doa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing).

Pementasan tarian ini juga bertujuan untuk untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur ataupun saat musim kemarau untuk memohon berkah hujan sakral oleh masyarakat Kerinci.

  • Pacu Jawi – Tanah Datar

Ilustrasi pacu jawi. (Pixabay)

Pacu Sapi atau Pacu Jawi dalam bahasa Minang adalah salah satu atraksi budaya yang sangat terkenal di Sumatera Barat. Asal muasal Pacu Jawi dikerjakan oleh para petani dan masyarakat di sekitar Kabupaten Tanah Datar untuk mengisi waktu setelah masa panen dan umumnya diselenggarakan 3 kali dalam setahun. Banyak yang menganggap Pacu Jawi ini ada di pulau Madura, sebab memang terkenal dengan tradisi balapan sapi yang disebut Karapan Sapi.

Sedangkan perbedaan yang mencolok antara Pacu Jawi dengan Karapan Sapi yaitu lahan yang digunakan. Karapan Sapi memanfaatkan tanah datar dan kering sebagai arena, adapun Pacu Jawi menggunakan area sawah yang sudah basah. Sehingga jika difoto akan terlihat lebih dramatis dan Anda akan mendapatkan momen yang epik jika diabadikan dalam kamera.

  • Dayung Belang – Kab. Maluku Tenggara

Lomba perahu Belang menjadi salah satu tradisi yang berguna sebagai pemersatu antar kampung, sehingga dengan kegiatan ini orang Kei merasa adanya Ain Ni Ain (ikatan kekeluargaan) yang selalu dijaga. Belang, demikian cara masyarakat di Kepulauan Kei (Maluku Tenggara) menyebut perahu langsing dengan panjang 40 meter yang ratusan tahun lalu menjadi alat untuk berperang, selain menjadi kendaraan raja dan para imam. Dalam lomba ini, Belang hanya bisa dinaiki 30-40 orang yang memiliki kekuatan fisik di atas rata – rata untuk mendayung.

Hanya dengan didayung, Belang tercatat dalam sejarah pernah menempuh jarak hingga Skandinavia. Serupa dengan perahu-perahu bangsa Eropa yang mempunyai dekorasi kepala dan ekor binatang di bagian depan dan belakang Belang. Biasanya dengan bentuk kepala kuda dan naga dengan ekor yang melengkung naik.

Itulah beberapa atraksi budaya Indonesia yang bisa kita jumpai. Tentunya masih banyak lagi bentuk tradisi di Indonesia yang unik dan menarik.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi