ERA.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka segera menindaklanjuti edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait larangan peredaran obat sirup untuk anak-anak karena adanya temuan penyakit gagal ginjal akut. Pasalnya di beberapa kota lain sudah ditemukan kasus gagal ginjal akut yang diderita anak-anak.
"(kasus) Gagal ginjal ini kami monitor terus, kasus-kasus nanti kami monitor. (terkait instruksi) penarikan beberapa jenis obat, sirop dan beberapa jenis lainnya segera kami tindak lanjuti," katanya saat ditemui pada Kamis (20/10/2022).
Ia telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Solo untuk merespon imbauan dari Kemenkes terkait penarikan obat. Sebab instruksi dari Kementerian Kesehatan baru datang hari ini.
"Akan segera kami tindak lanjuti," katanya.
Terkait adanya satu kasus gagal ginjal pada anak-anak dari Ngawi yang dibawa ke RSUD dr Moewardi, Gibran mengaku belum mendapat laporan lebih lanjut. Namun pihaknya akan segera menindaklanjuti dan memantau adanya potensi kasus.
"Akan kami monitor terus," katanya.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengklarifikasi narasi seputar penyetopan sementara obat sirup mengandung paracetamol yang dikaitkan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia.
"Dari 192 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, belum ada satu pun yang mengerucut pada satu konklusi tunggal," kata Piprim Basarah Yanuarso saat agenda klarifikasi yang diikuti dari Instagram IDAI dalam jaringan di Jakarta, Selasa malam (18/10/2022).
Piprim yang merupakan dokter spesialis anak itu mengatakan IDAI bersama Kementerian Kesehatan RI masih mendalami sejumlah teori yang berkaitan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia.
Teori yang dimaksud di antaranya pengaruh Adenovirus pada penyintas COVID-19, Leptospirosis, hingga campuran dietilen glikol dan etilen glikol pada bahan pelarut obat sirup mengandung paracetamol yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.
"Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak memicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu distop, kasusnya menurun," katanya.
Atas laporan itu, IDAI sebagai organisasi yang mewadahi dokter spesialis anak di Indonesia memiliki tanggung jawab profesi untuk memberikan perlindungan maksimal kepada anak dari segala risiko penyakit.
Salah satunya dengan menjadikan informasi yang terjadi di Gambia sebagai sarana edukasi kepada masyarakat untuk merasionalkan penggunaan obat serta membiasakan diri untuk berkonsultasi kepada dokter terkait konsumsi obat.
"Kalau IDAI adalah kewaspadaan dini. Kasus gangguan ginjal akut yang tidak selamat juga banyak. Apapun yang ada kecurigaan, harus waspada," katanya.
Menurut Piprim, pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menyetop penggunaan obat, melainkan memberi anjuran kepada masyarakat untuk lebih bijak mengonsumsi obat, termasuk kepada anak.
Gejala demam pada anak, kata Piprim, adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virus, sehingga bisa diupayakan dengan kompres hangat. "Jangan keburu berikan obat," katanya.