ERA.id - Pengamat politik Sakhyan Asmara menilai, hasil survei Charta Politika Indonesia yang menyebut Bobby Nasution unggul pada pemilihan gubernur (pilgub) Sumatera Utara (Sumut) 2024 mendatang, belum bisa memberi kesimpulan tingkat elektabilitas.
"Sebab tiap-tiap lembaga survei dapat menetapkan sendiri siapa-siapa saja nama tokoh yang menurut pertimbangannya dapat dikategorikan masuk dalam bursa pencalonan. Jadi tiap-tiap lembaga survei bisa mempunyai nama tokoh yang berbeda-beda," katanya saat dihubungi ERA.id, Senin (24/10/2022).
Sakhyan mengatakan sudah menjadi hal lumrah bagi suatu lembaga survei melakukan survei elektabilitas dari para tokoh yang masuk dalam bursa pemilihan kepala daerah (pilkada), apalagi menjelang pilkada serentak.
Menurut dosen S2 dan S3 Universitas Sumatera Utara (USU) itu, masing-masing lembaga survei umumnya menetapkan nama atau tokoh yang menurut penilaian mereka layak masuk dalam bursa pilkada.
"Jadi memang unsur subjektivitas sangat dominan dalam penentuan nama-nama tokoh yang menurut lembaga survei dapat masuk dalam deretan nama bursa calon kepala daerah," terangnya.
Sakhyan juga menjelaskan bahwa meski menggunakan metodologi multistage random sampling dengan jumlah 1.200 responden, nama dalam tahap penetapan responden pada tiap-tiap stage juga bisa terjadi bias.
Menurut alumnus Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) itu, bias akan terjadi terkait tentang siapa yang diberikan otoritas untuk memberikan jawaban dalam survei.
"Jadi masih juga bisa mengandung unsur-unsur subjektivitas. Sehingga menurut saya, dapat juga dibenarkan adanya pendapat masyarakat tentang survei-survei bayaran. Jadi menurut saya, hasil survei Charta Politika belum bisa dijadikan pegangan untuk menentukan tingkat elektibilitas tokoh," tegasnya.
Mantan Sekretaris dan Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu menilai hasil survei Charta Politika yang menyebut elektabilitas Wali Kota Medan Bobby Nasution unggul di Pilgub Sumut 2024 tak ubahnya seperti sarapan pagi.
"Jadi kalau disebutkannya hasil survei bahwa Bobby unggul tipis dari Edy Rahmayadi dan mengalahkan Musa Rajeckshah, saya kira itu hanya sebatas seperti hidangan sarapan pagi, yang setiap saat bisa berubah-ubah," pungkasnya.
Seperti diketahui, Charta Politika Indonesia menggelar survei elektabilitas sejumlah tokoh untuk Pilgub Sumut 2024. Survei itu digelar pada 20-27 September 2022 menggunakan metodologi multistage random sampling dengan jumlah 1.200 responden yang diwawancarai secara tatap muka.
Margin of error survei 2,83 persen dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner. Alhasil, Bobby Nasution meraih angka sebesar 35,1 persen.
Wali Kota Medan itu unggul tipis dari Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang menyusul di posisi kedua dengan torehan 34,3 persen. Sementara posisi ketiga ditempati Wakil Gubernur Sumut Musa Rajeckshah atau Ijek dengan angka 8,5 persen.
Selain itu sejumlah nama tokoh yang masuk dalam bursa Pilgub Sumut 2024 yakni:
Djarot Syaiful Hidayat: 2,3%
Martin Manurung 0,9%
Rapidin Simbolon 0,8%
Sihar PH Sitorus 0,6%
Agus Andrianto: 0,5%
Rusdi Lubis: 0,4%
Dedi Iskandar Batubara: 0,1%
Bakhtiar Ahmad Sibarani 0,1%
Tidak tahu/tidak jawab: 16,5%