ERA.id - Pengamat Politik dari Universitas Muhamadyah Kupang, Ahmad Atang menilai bahwa rencana kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke NTT dalam rangka konsolidasi politik kemenangan untuk Pemilu 2024 mendatang.
“Ada empat hal penting yang perlu diketahui oleh seluruh masyarakat di NTT dengan kedatangan AHY ke Kupang,” katanya di Kupang, Senin (5/12/2022).
Pertama, Partai Demokrat adalah partai besar yang siap untuk memenangkan pesta demokrasi pada 2024 mendatang.
Kedua, AHY sebagai figur sentral Partai Demokrat siap bertarung dalam pilpres mendatang. Ketiga, kesiapan dan kesiagaan infrastruktur partai mulai digerakkan dari pusat hingga ke ranting.
Kemudian yang keempat adalah mesin politik Partai Demokrat sengaja dipanaskan untuk memastikan semua kader partai harus satu langkah dan seirama untuk membesarkan partai.
AHY sendiri diketahui akan tiba di Kupang pada Selasa (6/12) besok dan akan berada di Kota Kupang sampai dengan Rabu (7/11).
Kehadiran AHY dalam rangka melantik para pengurus DPC di 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus harus juga dimaknai sebagai langkah konsolidasi organisasi, konsolidasi personil, dan konsolidasi politik kemenangan.
Ahmad mengingatkan bahwa, dari berbagai hasil survei telah menempatkan Demokrat sebagai salah satu partai papan atas.
Maka lanjut dia, para kader partai demokrat perlu membuktikan diri dengan kerja keras, kerja terukur, dan kerja maksimal agar posisi Demokrat baik di level lokal (Kabupaten/Kota), level regional (Provinsi) dan pusat dapat meningkat secara signifikan.
"Hal ini penting. Setidaknya, langkah politik AHY ini dapat mengembalikan kejayaan Demokrat di masa kepemimpinan Presiden SBY," sambung dia.
Provinsi NTT, sambung Ahmad Atang, merupakan salah satu provinsi yang selalu menyumbangkan kursi bagi DPR pusat sejak Demokrat menjadi salah satu partai peserta pemilu hingga saat ini.
"Tradisi perolehan kursi perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan pada pemilu mendatang. Hal ini penting karena tantangan terkait ambang batas 4 persen harus direspons dengan kerja radikal dan bermunculan partai baru, setidaknya dapat menimbulkan polarisasi pemilih di tingkat masyarakat," pungkasnya.