Diduga Jadi Biang Kerok Keracunan Massal Warga Bandung Barat, Dinas Kesehatan Uji Lab Nasi Boks

| 13 Feb 2023 18:35
Diduga Jadi Biang Kerok Keracunan Massal Warga Bandung Barat, Dinas Kesehatan Uji Lab Nasi Boks
Ilustrasi orang keracunan (Antara)

ERA.id - Nasi boks diduga menjadi penyebab keracunan massal puluhan warga Desa Cilangari, Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Nasi boks itu dibagikan kepada ratusan jemaah yang hadir pada kegiatan pengajian dalam peringatan Isra Miraj di Masjid As Saniyah pada Sabtu (11/2/2023). Gejala itu dialami warga pada Minggu (12/2/2023) pagi.

Kepala Seksi Lingkungan pada Dinas Kesehatan KBB Mawaddah mengatakan, nasi boks yang berisi nasi putih dan lauk pauk itu sudah dibawa untuk dilakukan uji laboratorium.

"Nasi boks itu berisi nasi putih, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang. Sementara kita bawa dulu sampel makanannya untuk diuji lab," ungkap Kepala Saksi Kesehatan Lingkungan, Mawaddah saat dihubungi pada Senin (13/2/2023).

Mawaddah mengatakan, hasil uji laboratorium baru bisa keluar minimal dalam waktu sepekan ke depan. Dari hasil uji laboratorium itu baru bisa diidentifikasi apa yang menyebabkan keracunan massal jemaah Isra Miraj tersebut.

"Nanti penyebab pastinya menunggu hasil laboratoriumnya keluar dulu. Sekarang lagi kita proses ke laboratorium Provinsi Jawa Barat," kata Mawaddah.

Kepala Puskesmas DTP Gununghalu Dr Edi Junaedi mengatakan dari jumlah tersebut berapa warga dinyatakan mulai pulih dan kembali ke rumah masing-masing. Data terbaru, total warga yang dirawat sebanyak 39 orang dengan rincian 35 dirawat di Puskesmas DTP Gununghalu dan 4 orang dirujuk ke RSUD Cililin.

"Total ada 77 orang, tapi sebagian sudah pulih dan diberi obat. Sekarang yang masih dirawat tinggal 39 orang," terang Edi saat dihubungi pada Senin (13/2/2023).

Awalnya perawatan pasien dipusatkan di Masjid dan Madrasah As Saniyah. Namun, untuk

mengintensifkan perawatan pasien, mereka dialihkan ke Puskesmas DTP Gununghalu. Apalagi mayoritas warga harus dipasang selang infus untuk mencegah kekurangan cairan akibat muntah dan diare.

"Tadi malam semuanya sudah di angkut ke puskesmas. Kita dapat bantuan ambulan dari beberapa daerah lain sehingga pengangkutan pasien lebih cepat," kata Edi.

Kepala Desa Cilanggari, H Sabana mengatakan puluhan warga itu mayoritas harus mendapat penanganan infus untuk mencegah kekurangan cairan. Pasalnya, intensitas muntah dan diare sangat sering.

"Hampir semua diinfus. Jadi di kita pusatkan di masjid agar cepat tertangani," ucapnya.

Pihaknya, belum bisa menyebutkan penyebab keluhan mual-mual yang dialami puluhan warga. Dugaan sementara, kondisi ini dipicu makanan yang dihidangkan dalam acara keagamaan di Masjid As Saniya, pada Sabtu malam.

Namun untuk mengetahui pasti, sampel makanan akan diuji lab. Pasalnya, banyak di antara jamaah yang ikut hadir dan menyantap sajian, justru dalam kondisi baik-baik saja.

"Penyebabnya belum diketahui. Memang rata-rata masyarakat yang kena merupakan jamaah yang hadir di acara tabligh akbar, tadi malam. Tapi banyak juga yang masih sehat. Jadi untuk memastikan kita uji lab makanannya," jelasnya.

Rekomendasi