Kerja dan Proyek Gibran-Teguh di Solo Memuaskan Publik, Berkat Didongkrak Presiden?

| 15 Feb 2023 15:25
Kerja dan Proyek Gibran-Teguh di Solo Memuaskan Publik, Berkat Didongkrak Presiden?
Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa. (Dok. Pemkot Solo)

ERA.id - Kepemimpinan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa pada tahun kedua, dinilai positif masyarakat.

Tingkat kepuasan kerja-kerja mereka mencapai 96 persen. "Kinerjanya naik 2 persen dengan kategori memuaskan. Jadi kinerja 2 tahun pemerintahan Gibran ini menurut saya penilaiannya excellent," kata Kepala Program Studi MAP Unisri Suwardi saat ditemui Rabu (15/2/2023).

Adapun angka itu diperoleh dari survei yang dilakukan oleh Prodi Magister Administrasi Publik (MAP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo.

Berdasarkan survei, di tahun kedua kepemimpinan Gibran dan Teguh angka kepuasannya 96 persen. Naik 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja Gibran yang memuaskan ini tak lepas dari capaiannya di bidang infrastruktur yang luar biasa.

"Bisa kita lihat dari Masjid Raya Sheikh Zayed, PLTSA Putri Cempo, rencana pembangunan Fly Over Joglo hingga Solo Safari. Saya rasa kalau bukan Mas Gibran, kelihatannya agak banyak kendala untuk merealisasikan proyek-proyek besar ini," katanya.

Menurutnya kesuksesan Gibran ini tidak bisa dilepaskan dari sosoknya yang merupakan putra dari Presiden Jokowi Widodo. Apalagi Gibran sukses menyelesaikan berbagai persoalan di Kota Solo, salah satunya konflik Keraton Kasunanan Surakarta yang terjadi menahun.

"Coba kalau misal tidak dibackup oleh Presiden. Lama lho konflik Keraton Surakarta itu," katanya.

Namun saat ditegaskan apakah faktor utama kepemimpinan Gibran memimpin Solo dikarenakan sosoknya sebagai putra Presiden, Suwardi mengelak.

Menurutnya Gibran juga memiliki manajerial yang baik dan visi yang bagus. "Nggak bisa dikatakan begitu (faktor utama kesuksesan karena putra presiden). Kalau putra presiden tapi posisinya lemah, ya nggak ada artinya. Kemampuan negosiasi lemah juga tidak ada artinya," katanya.

Rekomendasi