Motor Trail Rusak Lahan di Ranca Upas, Petani Bunga Edelweiss Marah ke Perhutani

| 08 Mar 2023 12:45
Motor Trail Rusak Lahan di Ranca Upas, Petani Bunga Edelweiss Marah ke Perhutani
Petani bunga eawa edelweiss di Ranca Upas.

ERA.id - Kegiatan sepeda motor trail yang diselenggarakan di Kampung Cai, Ranca Upas, Kabupaten Bandung, pada Minggu (5/3/2023) menimbulkan setidaknya dua konflik.

Pertama kericuhan peserta karena kecewa dengan penyelenggara. Kedua, rusaknya lahan yang ditanami bunga rawa edelweiss di sana. Terlihat dalam sebuah video viral, lahan itu menjadi seperti kubangan dan penuh lumpur.

Di video itu, seorang pria berbaju hitam marah besar sembari memegang seikat bunga rawa edelweiss. "Untuk semua, panitia di acara trail di Kampung Cai Ranca Upas dan khususnya buat orang Perhutani yang memberikan kebijakan, izin terkait acara tersebut. Lihat dampaknya, seperti ini, hancur! Lokasi ini meski banyak rumput, tapi sudah ditanami dan dikembangbiakkan bunga rawa," kata pria dalam video tersebut seperti dilihat ERA, Rabu (8/3/2023).

Menurutnya, bunga yang dipegangnya itu sudah sangat langka. Bahkan bunga itu diyakini hanya bisa tumbuh di tempat-tempat tertentu.

"Bunga ini hanya ada di dua tempat. Paham ngga kalian, termasuk di Indonesia hanya di dua tempat, Ranca Upas (Kabupaten Bandung) dan Danau Ciharus Kamojang (Kabupaten Garut). Paham ngga, hancur. Lihat, tumbuh lagi ngga? Susah," tuturnya.

Ia menyebut butuh proses lama dan sulit untuk menghijaukan kembali lokasi yang telah rusak karena kegiatan trail. Dia pun menilai pihak Perhutani hanya berorientasi pada bisnis dan tidak memikirkan dampak terhadap lingkungan.

"Menghijaukan lokasi ini juga susah, waktu yang lama. Anda (Perhutani) pure-nya hanya ke bisnis, tidak peduli lingkungan. Kamu ngga cinta lingkungan. Biar paham, ini yang namanya bunga rawa. Biar paham Anda," ucapnya.

Sebagai petani bunga rawa edelweiss, ia mengaku tidak hanya berorientasi pada keuntungan, melainkan ingin melestarikan bunga tersebut dari kepunahan.

"Saya tidak hanya semata-mata mencari keuntungan dari bunga ini, tapi ingin melestarikan. Sehingga, bunga rawa ini ke depannya tidak hanya sekadar cerita. Tidak hanya di sini saja yang hancur, tapi juga ke hutan. Hancur ini lokasi camping. Jangan pure hanya ke uang harus paham (peduli lingkungan). Terima kasih, salam hijau," tutupnya.

Rekomendasi