Anggota Polisi Terlibat Kasus Asusila di Parigi Moutong Sulteng Disanksi Etik dan Hukuman Pidana

| 12 Jun 2023 21:21
Anggota Polisi Terlibat Kasus Asusila di Parigi Moutong Sulteng Disanksi Etik dan Hukuman Pidana
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulteng Komisaris Besar Polisi Djoko Wienartono. (Antara)

ERA.id - Seorang anggota Polri berpangkat Ipda berinisial MKS yang ditetapkan sebagai tersangka kasus asusila terhadap anak di bawah umur di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, kini menjalani proses hukum pidana dan sanksi etik dari institusi.

"Terhadap oknum anggota Polri itu, selain dikenakan sanksi pidana, tersangka juga dikenakan sanksi etik yang saat ini semua prosesnya berjalan bersamaan," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulteng Komisaris Besar Polisi Djoko Wienartono di Kota Palu, Senin (12/6/2023). 

Djoko mengemukakan sebanyak 11 orang yang ditetapkan sebagai tersangka asusila itu sudah ditangkap dan ditahan. Tersangka terakhir berinisial AW ditangkap polisi di Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Sebelas tersangka saat ini sudah dilakukan penahanan di Mapolda Sulteng untuk menjalani proses hukum lanjutan," terangnya.

Dikatakannya, Polda Sulteng telah memeriksa sembilan orang saksi terkait kasus asusila anak di bawah umur tersebut dan penetapan 11 orang tersangka juga berdasarkan keterangan dari korban dan para saksi.

Djoko mengatakan berkas perkara kasus asusila itu sedang dikebut dan direncanakan pekan depan dilimpahkan ke kejaksaan. Apabila penyidik telah selesai melaksanakan pemeriksaan dan berkas dinyatakan P21, selanjutnya penyidik Polri berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum untuk menindaklanjuti ke proses hukum berikutnya.

"Saat ini masih menunggu hasil penyidikan," ujarnya.

Djoko memaparkan 11 tersangka terbukti melanggar Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman minimal lima tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara.

"Penetapan hukuman ini berdasarkan kajian dan pendapat para ahli, serta satu pasal diterapkan terhadap semua tersangka karena semua pelaku punya peran masing-masing," katanya. 

Rekomendasi