Pasien di Pasuruan Protes Testisnya Diangkat Dokter Tanpa Persetujuan, Akui Tak Bergairah dengan Istri

| 15 May 2024 20:45
Pasien di Pasuruan Protes Testisnya Diangkat Dokter Tanpa Persetujuan, Akui Tak Bergairah dengan Istri
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Seorang pasien pria, Subandi (55) tidak terima kedua organ testisnya diangkat tanpa sepengetahuannya usai menjalani operasi prostat di RSUD Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

Subandi (55) mengklaim tindakan dokter RSUD Bangil yang mengangkat testisnya itu dilakukan tanpa persetujuannya. Hal ini pun berdampak pada keharmonisan rumah tangganya.

“Saya mengadukan bahwa testis saya diambil tanpa pengetahuan saya, apalagi tanda tangan persetujuan dari keluarga pun tidak ada, disitu saya ingin menuntut kerugian,” kata Subandi, Rabu (15/5/2024).

Subandi pun mengungkapkan pasca diangkatnya organ testis itu membuatnya tak bisa ereksi sehingga sulit memberikan nafkah batin untuk istrinya. Apalagi dia baru tiga bulan menikah.

“Dan bukan satu bulan, dua bulan, selama hidup saya (ke depan) tidak ada bergairah, istri saya nagih terus, saya pengantin baru (menikah) di Banten, ‘kok bisa seperti ini ayah’, saya menutupi,” ujarnya.

Karena tak terima, Subandi meminta agar dokter RSUD Bangil bertanggung jawab atas pengangkatan testisnya dengan memberikan ganti rugi atau pengobatan medis kepadanya.

“Saya datang kesini (RSUD Bangil) berapa kali, tapi tanggapan tidak ada tanggung jawab ke saya. Seharusnya bapak di sini dokter-dokter tanggung jawab memberi kerugian ke saya,” tegasnya.

Sementara itu, Humas RSUD Bangil Pasuruan M Hayat membenarkan Subandi memang pernah menjalani operasi di tempatnya. Ia menyebut semua tindakan operasi ini sudah sesuai prosedur.

“Semua tindakan yang dilakukan memang sesuai prosedural, dan yang diberitakan bahwa tidak ada persetujuan, kita punya rekam medisnya, ternyata ada persetujuan beliau untuk melakukan tindakan,” kata Hayat.

Dalam prosedur, kata dia, secara logika tidak ada tindakan medis yang tidak melalui persetujuan dari pasien. Diketahui memang persetujuannya dari keluarganya si pasien.

“Persetujuan itu dari anak yang bersangkutan, yang saya lihat seperti itu,” tambahnya.

Hayat mengatakan, pasien Subandi setidaknya sudah tiga kali menjalani operasi prostat di RSUD Bangil. Namun penyakitnya itu selalu kambuh.

Akhirnya, tim dokter pun mengambil tindakan terakhir yakni dengan mengangkat kedua testis pasien. “Tiga kali dilakukan operasi itu selalu kambuh, akhirnya ternyata ada penyakit  lain yang mengharuskan, mungkin secara ininya kanker. Yang ini kalau tidak diambil akan menjalar ke organ vital lainnya,” ucapnya.

Setelah operasi terkahir yang dilakukan delapan bulan lalu, pasien pun dinyatakan sembuh dan tak mengalami keluhan kembali.

Tetapi masalahnya terjadi saat Subandi memutuskan menikah lagi tiga bulan lalu. “Artinya kata dokter, penanganan kita yang terakhir berhasil, cuma permasalahan timbul saat beliau menikah lagi, nah itunya tidak bisa bangun, dan dokter menyampaikan bahwa itu persoalan lain,” tuturnya.

Selain itu, Hayat menambahkan, ada banyak kasus pengangkatan testis lain, yang tak menghilangkan fungsi ereksi. Dokter pun menyarankan agar Subandi melakukan pengobatan medis kembali untuk mengatasi keluhan barunya ini.

“Akhirnya beliau pun bersepakat akan menempuh pengobatan lagi terkait dengan permasalahan sekarang,” tandasnya.

Rekomendasi