ERA.id - Seorang Ayah kandung tega menganiaya anaknya yang berkebutuhan khusus autis berinisial JD (11) sejak berusia 3 tahun. Bahkan, sang anak mengalami merah-merah dan memar.
Hal itu diceritakan oleh ibu korban berisinial CK menyebut aksi peniayaan yang dilakukan oleh pelaku DN (36) itu dilakukan selama delapan tahun.
Bahkan, penganiayaan semakin sering dilakukan dua tahun belakangan.
"Dari anak usia 3 tahun sudah mulai, tapi bisa dibilang jarang. Tidak terlalu sering terjadi, tetapi baru ekstremnya ini setelah dua tahun belakangan ini, Dugaan penganiayaan," ujarnya, Kamis (3/10/2024).
CK mengungkapkan penganiayaan dilakukan saat korban tengah tantrum. Pelaku yang tak bisa mengendalikan emosi kemudian memukul tubuh korban dengan tangan kosong.
"Iya soalnya anak saya ABK (anak berkebutuhan khsuus), suka enggak ada sebab marah sendiri kayak tantrum, kebetulan papanya ini kan tipenya yang enggak bisa mengendalikan emosi. Jadi, sedikit-sedikit gampang terpancing amarahnya," ungkapnya.
Atas penganiayaan yang dilakukan ayahnya itu, tubuh JD merah-merah dan memar.
"Paling parah tubuhnya merah dan memar," katanya.
Setiap kali pelaku menganiaya korban,CK selalu menasihati suaminya kalau anak berkebutuhan khusus seperti JD tidak bisa dididik dengan cara yang kasar.
"Sudah saya nasehati, kalau anak spesial gini kan gak bisa dididik dengan cara seperti itu. Oh dia enggak paham (anaknya) mau dipukuli sampai matipun dia juga enggak akan ngerti," jelasnya.
CK sudah kerap mengajak suaminya untuk datang ke psikolog. Namun, suaminya selalu menolak, CK lah yang akhirnya datang ke psikolog sendiri.
"Enggak (pernah ke psikolog). Malah saya ke psikolog, karena dianya enggak mau," kata CK.
Atas hal ini, CK pun melaporkan suaminya ke Polrestabes Surabaya dengan nomor laporan LP/B/566/VI/2024/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jatim. Laporan tersebut ia layangkan pada 10 Juni 2024 lalu.
"Kalau (lapor) di polisi sudah, sudah ditangani, (kabarnya) sudah di tahan juga," ujarnya.
CK berharap agar orangtua di luar sana yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar bisa mendidik dengan baik. Tidak melakukan kekerasan, karena mereka tak mengerti
"Untuk orang tua lainnya yang punya abk juga jangan dididik cara seperti itu. Toh mereka juga enggak ngerti," pungkas dia.
Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Haryoko Widhi membenarkan hal ini. Saat ini, terduga pelaku sedang proses di polres. "Infonya sudah proses," ujar Haryoko.