Cerita Cosplayer di Jalan Asia-Afrika Bandung dari Dikejar Satpol PP hingga Diajak Main Film

| 09 Oct 2024 13:31
Cerita Cosplayer di Jalan Asia-Afrika Bandung dari Dikejar Satpol PP hingga Diajak Main Film
Cosplayer hantu di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung yang terlibat dalam pembuatan film (Era.id/Reza Deny)

ERA.id - Baru-baru ini warganet digemparkan oleh video yang viral di media sosial (medsos) mengenai anggota Satpol PP Kota Bandung yang mengejar cosplayer pahlawan super atau superhero dan hantu pada Selasa (8/10/2024).

Ternyata, aksi pengejaran itu merupakan adegan film yang sedang dikerjakan oleh salah satu rumah produksi atau production house (PH) yang mengangkat kehidupan para cosplayer di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung.

Salah satu cosplayer, Andi (46) yang memerankan sebagai Mak Lampir mengatakan, sebelum memiliki legalitas, para pencetus cosplayer di Jalan Asia-Afrika memang kerap dikejar-kejar oleh Satpol PP. Jadi adegan yang viral di medsos itu memang terjadi di dunia nyata.

"Sebelum legal, pendiri komunitas ini kenyataannya seperti itu, sering ditangkap dan dikejar," kata Andi saat ditemui pada Rabu (9/10/2024).

Andi berujar, komunitas cosplayer di Jalan Asia-Afrika ini terbentuk pada 2016 tetapi baru di 2021 memiliki legalitas dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung.

"Mikir gimana caranya biar tenang, makanya coba buat legalitas untuk komunitas. Sekarang sudah legal," ujarnya.

Meski sudah legal, Andi mengaku pendapatannya berkurang dibanding ketika ilegal, karena tempat untuk tampil dibatasi dan jumlah cosplayer yang terus bertambah. Saat ini, terdapat tiga komunitas cosplayer di Jalan Asia-Afrika dan waktu penampilannya bergantian.

"Kalau pendapatan ya lebih enak dulu sebelum legal. kan diatur, untuk tempatnya kemudian jumlah pemain. Makanya gantian, jadi enggak bisa main setiap hari," kata diam

Saat ilegal, para cosplayer bisa tampil hingga Jalan Braga tetapi kini sudah tidak bisa. Namun, Andi tak menampik bahwa masih ada cosplayer yang masih melanggar tempat penampilan.

"Kalau di luar lokasi yang ditentukan ada sanksi dari komunitas. Sekarang lebih nyaman dan tenang. Enggak takut ada masalah karena ikut aturan," tuturnya.

Terkait adegan film, kata Andi, para cosplayer hanya diminta untuk lari menghindar kejaran para Satpol PP yang berlatarkan sebelum legal. Sehingga, dalam adegan itu seakan-akan natural seperti kejadian asli nyatanya.

"Cuman disuruh lari aja nanti ada yang ketangkep dan gitu lah. Jadi seakan-akan natural, seperti kejadian asli. Mungkin menurut produsernya dibuat adegan kayak dulu," kata Andi.

Sementara itu, cosplayer Suster yang bernama Yuni (38) menambahkan, ajakan main film kepada dirinya dan sejumlah cosplayer bermula dari ketidaksengajaan pengunjung. Ternyata, pengunjung itu merupakan produser film.

"Iya enggak sengaja, salah satu pengunjung ternyata produser bikin ide film yang melibatkan cosplayer di Jalan Asia-Afrika," ujar Yuni.

Selain mengenai film, Yuni juga menceritakan pengalaman mistisnya saat menjadi cosplayer Suster. Ketika itu, terdapat pengunjung yang kesurupan karena kaget melihat sosok Suster yang disangka cosplayer.

"Mistis ada, sampai pengunjung itu pernah kesurupan. Mungkin dia kaget, dan mungkin menyangka itu cosplayer tapi ternyata itu bukan," ucapnya.

Rekomendasi