ERA.id - Seorang anak di Surabaya, Jawa Timur membunuh bapaknya karena sakit hati akibat dimarahi soal urusan keluarga. Awalnya pelaku berinisial AUO (22) cekcok dengan ayahnya HMS (64) saat bermotor bersama di wilayah Sukomanunggal pada Sabtu (5/4) dini hari.
Puncaknya, di tepi Jalan Pattimura, pelaku memukul kepala korban dengan siku kanannya hingga jatuh dari sepeda motor dan kepalanya terbentur aspal. Bahkan, pelaku sempat melihat kondisi korban yang masih bernapas, tetapi memilih meninggalkan ayahnya di lokasi.
“Saat berkendara pelaku dimarahi oleh ayahnya, yang akhirnya membuat sakit hati karena ucapan korban yang menyudutkan istri dan mertuanya,” kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Aris Purwanto saat konferensi pers di kantor Polrestabes Surabaya, Rabu kemarin.
"Setelah melihat kondisi ayahnya, pelaku membawa kabur sepeda motor dan tas kulit berwarna hitam milik korban," ucapnya.
Berdasarkan laporan terkait adanya penemuan jenazah di lokasi tersebut, kata Aris, petugas menyelidiki dan menemukan adanya indikasi kematian tidak wajar. Tidak lama kemudian, petugas menangkap pelaku di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim pada pukul 12.00 WIB di hari yang sama.
Adapun barang bukti yang disita antara lain sepeda motor, tas kulit, struk pembelian, serta flashdisk yang berisi rekaman CCTV dari wilayah tempat kejadian perkara.
“Pelaku dijerat Pasal 338 KUHP dan Pasal 351 ayat 3 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Sukomanunggal Zainur Rofiq menyampaikan sebelumnya ada laporan awal yang diperoleh dari Command Center 112 Surabaya, di mana ada seseorang yang tergeletak di lokasi kejadian. “Awalnya dari 112, memang di tempat itu biasa buat joging dan pagi itu ditemukan orang tergeletak,” katanya.
Setelah menerima laporan, pihak kepolisian langsung menuju lokasi dan tim Inafis Polrestabes Surabaya kemudian melakukan pemeriksaan terhadap jenazah.
“Ketika pemeriksaan ada luka di bagian kepala. Akhirnya kami melaksanakan koordinasi dengan Polrestabes Surabaya karena menduga itu kematian (korban) tidak wajar,” ucapnya.