Ada Pembangunan Sekolah Rakyat, SLB A Pajajaran Bandung Terancam Digusur

| 17 May 2025 12:19
Ada Pembangunan Sekolah Rakyat, SLB A Pajajaran Bandung Terancam Digusur
Pembangunan Sekolah Rakyat di area gedung Sekolah Luar Biasa Negeri A Pajajaran, Kota Bandung (Era.id/Reza Deny)

ERA.id - Dua gedung di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran, Kota Bandung, bakal dibongkar karena akan dijadikan Sekolah Rakyat dalam waktu dekat.

Wakil Ketua Komite SLBN A Pajajaran Tri Bagio mengatakan gedung C dan D selama ini digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) penyandang disabilitas netra dan ganda. 

Menurutnya, permintaan itu disampaikan oleh Kementerian Sosial melalui Kepala Sentra Balai Wiyataguna. Namun, mereka tidak menjelaskan lokasi pengganti untuk melanjutkan KBM.

"Kami kaget. Dalam waktu yang mendesak, kami harus mengosongkan. Anak-anak sedang ujian, kami tidak tahu harus belajar di mana," kata Tri, Sabtu (17/5/2025).

Lebih lanjut, Tri menerangkan, pengosongan gedung mulanya ada penundaan hingga 23 Mei 2025. Namun, berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Kepala Sentra, Sri Harijati yang mewakili Kementerian Sosial, pengosongan menjadi 15 Mei 2025.

"Kepala sekolah sudah mencoba mengajukan penjadwalan ulang, tapi surat penundaan itu malah ditarik kembali," katanya.

Ia menjelaskan, dua gedung yang harus dikosongkan itu, memiliki 8 sampai 9 ruangan. Seluruh ruangan itu digunakan oleh peserta didik tingkat SD, SMP, dan siswa dengan disabilitas ganda.

Apabila dua gedung itu dikosongkan, maka tinggal tiga ruang kelas aktif yang tersisa. Padahal, idealnya membutuhkan 37 ruang kelas untuk melakukan KBM bagi 111 peserta didik.

Kondisi ini memaksa beberapa kelas digabung, bahkan siswa dengan latar belakang disabilitas berbeda harus belajar bersama dalam satu ruangan. 

"Kenyataannya, dengan pembelajaran seperti itu, tidak efektif," ujarnya.

Ia menyebut, peserta didik disabilitas tunanetra ini membutuhkan ruangan senyap dan luas cukup agar pembelajaran bisa efektif. Sehingga, suara pengajar bisa diterima dengan baik, karena itu menjadi satu-satunya medium untuk menyampaikan informasi. 

"Kalau satu ruangan ada tiga guru mengajar, itu berisik, sering terjadi miskomunikasi," ucapnya.

Pihak SLB Dukung Sekolah Rakyat, Tapi Gunakan Lahan Lain

Kendati begitu, pihaknya mendukung pembangunan sekaligus program Sekolah Rakyat. Namun, pembangunan Sekolah Rakyat, sebaiknya tidak mengorbankan hak pendidikan anak berkebutuhan khusus. 

"Kami mendukung program Sekolah Rakyat. Tapi jangan korbankan siswa-siswi SLBN A berkebutuhan khusus," kata dia.

Komite SLBN A Pajajaran pernah mengusulkan pembangunan Sekolah Rakyat menggunakan ruang atau lahan lain. Sebab, di kompleks Wiyataguna masih ada lahan kosong yang cukup luas.

"Komplek Wiyataguna ini kan luas, banyak lahan dan gedung yang masih kosong. Sementara ini kami berharapnya jangan dulu ganggu SLB," ujarnya.

Tri menambahkan, berdasarkan informasi dari Kepala Sentra Balai, gedung yang direnovasi itu tidak akan bisa digunakan kembali oleh SLB. Dengan adanya informasi itu, Tri khawatir keberadaan SLBN A di lokasi itu makin terdesak.

Sebagaimana diketahui, Sekolah Rakyat merupakan salah satu program dari Presiden RI, Prabowo Subianto. Program itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Rekomendasi