ERA.id - Meroketnya harga kedelai dunia membuat pengrajin tahu dan tempe mogok massal. Salah satunya, pengrajin tahu Cibuntu, di Babakan Ciparay Kota Bandung.
Kepada wartawan, Nanang Surya yang merupakan sesepuh di kawasan Cibuntu mengatakan kenaikan harga kedelai membuat pengrajin mogok produksi karena sama sekali tidak ada keuntungan yang didapat.
"Hari ini merupakan hari pertama kami mogok kerja, ada 439 produsen tahu dan tempe di Kota Bandung dan semuanya sedang melakukan aksi mogok selama tiga hari berturut-turut," ungkap Nanang saat ditemui di Pabriknya, Jumat (28/5/2021).
Kalau dipaksakan untuk produksi, lanjut Nanang. Tidak ada keuntungan yang didapat, yang ada hanyalah kerugian, pasalnya biaya produksi belum termaksud upah karyawan dan pendistribusian, sehingga pendapatan akan minim.
“Dinaikkan harga jualan enggak bisa, tapi kalau enggak dinaikan kita yang rugi, sekarang 44 ribu enggak ada untungnya apalagi kalau dinaikan jadi 50 ribu enggak akan ada yang beli kayaknya,” katanya.
Keberadaan kedelai impor sendiri, katanya relatif melimpah, namun harganya sangat tinggi, sedangkan dirinya mengakui tidak bisa mengganti kedelai impor dengan kedelai lokal, dari segi kualitas, disebutkan tidak bagus untuk dijadikan bahan dasar tahu.
"Semoga pemerintah bisa turun tangan melihat kondisi pengrajin tahu dan segera memberikan jalan keluar agar harga bisa kembali normal," ungkapnya.