ERA.id - Sebanyak 39 santri Ponpes Al-Quraniy Azzayadiy, Laweyan, Solo, yang diasuh guru mengaji Presiden Joko Widodo (Jokowi), KH Abdul Karim, positif virus Corona atau COVID-19.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka akan mengkaji kembali pembelajaran tatap muka (PTM) yang diwacanakan oleh Pemkot Solo di bulan Juli 2021 mendatang. Pasalnya muncul klaster baru dari pondok pesantren yang membuat Pemkot Solo akan mengevaluasi kebijakan ini.
Evaluasi dan pembahasan akan segera dilakukan dalam waktu dekat. ”PTM akan kita kaji,” kata Gibran, Selasa (8/6/2021).
Saat ini Gibran beserta Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Solo mengupayakan penanganan secara optimal saat muncul klaster baru.
”Begitu ada klaster baru lagsung kami kunci supaya nggak nyebar kemana-mana,” ucapnya.
Senada, Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Solo Ahyani juga akan melakukan evaluasi. Hal ini dilakukan bersamaan dengan pembuatan Surat Edaran Wali Kota terkait penanganan COVID-19 yang baru.
”Nanti kami evaluasi,” katanya.
Terkait dengan PTM, ia menekankan semua pihak harus menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Umumnya saat muncul klaster baru, bisa dilakukan deteksi secara dini.
”Kalau ada yang ketahuan bisa langsung kita tarik,” sambungnya.
Ahyani mengatakan, biasanya anak usia sekolah memiliki daya tahan tubuh yang tinggi. Saat sakit mereka tidak memiliki gejala apapun. ”Mereka nggak bergejala, tapi biasanya mereka bawa penyakit. Seperti ini yang berbahaya,” ucanya.
Sejauh ini sudah ada dua klaster dari Pondok Pesantren di kota Solo selama tiga bulan terakhir. Klaster Ponpes sebelumnya ada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Saat ini klaster Ponpes kembali muncul di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo.