Belasan Makam Kristiani di Solo Dirusak Anak-anak Sekolah, Gibran: Katanya Mau Ganti Rugi

| 22 Jun 2021 19:11
Belasan Makam Kristiani di Solo Dirusak Anak-anak Sekolah, Gibran: Katanya Mau Ganti Rugi
Gibran meninjau makam berornamen salib di TPU Cemoro Kembar Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo yang dirusak anak-anak, Solo, Senin (21/6/2021). (Dokumentasi Pemkot Solo)

ERA.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menegaskan, rumah belajar yang menjadi tempat bernaung 10 anak perusak makam berornamen salib harus ditutup.

Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, belum ada sekolah yang diperbolehkan buka.

Hal ini dikatakan Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo, Selasa (22/6/2021). Menurutnya rumah belajar tersebut harus ditutup.

Sebab saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19. Diduga rumah belajar tersebut adalah salah satu rumah mengaji  Rumah belajar yang menjadi tempat bagi anak-anak tersebut selama ini tidak berizin.

”Jadi itu rumah belajar pindahan dari suatu tempat, mereka merekrut anak-anak dan sudah setahun berjalan,” kata Gibran.

Untuk itu Gibran memastikan agar rumah belajar ini harus ditutup. Apalagi saat pademi COVID-19 semacam ini, belum ada proses belajar-mengajar secara tatap muka.

”Belum boleh PTM. Harus ditutup,” katanya.

Ia meminta agar anak-anak dan pengasuh dari rumah belajar tersebut harus dibina. Termasuk harus ada tinjauan izin pada sekolah.

”Saya kembalikan ke Pak Kapolres, katanya pihak sekolah mau mengganti kerusakan. Tapi prosesnya nggak sampai di situ, anak-anaknya harus seperti apa, gurunya harus dibina dan diproses juga,” jelasnya.

Rekomendasi