2 Anak Kena Sakit Kulit Misterius Gegara Merkuri, Gubsu Edy Ancam Tutup Tambang Ilegal

| 05 Jul 2021 20:42
2 Anak Kena Sakit Kulit Misterius Gegara Merkuri, Gubsu Edy Ancam Tutup Tambang Ilegal
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi (Muchlis Ariandi/era.id)

ERA.id - Aktifitas tambang emas ilegal di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, kian memprihatinkan. Limbah zat merkuri dari aktifitas penambangan itu berdampak terhadap pertumbuhan dan sejumlah penyakit terhadap anak di wilayah tersebut.

Hal itu disinggung Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi saat menyampaikan penanganan dua bocah yang mengalami penyakit kulit aneh yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Haji Medan, Senin (5/7/2021).

"Kalau dilihat dari posisi desa tempat dia tinggal, itu di atas ada aktifitas penambangan emas," kata Gubernur Edy.

Edy menduga penyakit yang diderita oleh kedua anak tersebut disebabkan aktifitas penambangan yang menggunakan zat berbahaya jenis merkuri. Namun hal itu harus perlu diteliti dan dibuktikan.

"Saat ini kondisi keduanya sedang menjalani observasi oleh tim dokter spesialis anak di RS Haji Medan," ungkapnya.

Gubsu Edy pada Minggu (4/7) telah meninjau kondisi kedua anak penderita penyakit kulit Haykal dan Zakira. Dari komunikasi dengan pihak keluarga, orang tua bocah sepakat keduanya dirawat di rumah sakit.

Ada dua kemungkinan kata Edy penyebab kedua anak tersebut terkena penyakit, bisa dikarenakan dampak aktifitas pertambangan dan bisa disebabkan oleh faktor genetik.

"Tapi kalau genetik, orang tua keduanya sempurna tidak ada apa-apa kok, ini yang nantinya kita pastikan," ujarnya.

Jika memang benar penyakit kedua anak tersebut disebabkan karena aktifitas penambangan, maka hal itu bukan kasus perdana. Beberapa kasus didapati ada anak yang lahir dengan kondisi organ yang tidak lengkap.

"Tambang emas menggunakan zat mercuri itu sangat membahayakan dan buktinya sudah banyak," ungkapnya.

Kata Edy pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan masyarakat setempat agar berhenti melakukan aktifitas pertambangan. Sebagai gantinya, Pemprov Sumut akan menyediakan mata pencarian lain baik itu dari bertani atau berternak.

Bagi warga yang ingin bertani, Pemerintah Provinsi Sumut akan menyediakan bibit. Demikian halnya bagi warga yang ingin berternak.

"Begini, kita sedang melakukan komunikasi dengan masyarakat yang melakukan penambangan. Kita alihkan pendapatan rakyat yang selama ini dari tambang, kita hentikan tambang itu. Itu upaya kita mengajak masyarakat untuk berhenti melakukan aktifitas pertambangan," pungkasnya.

Rekomendasi