ERA.id - Usai Wali Kota Moh Ramdhan 'Danny" Pomanto ngambek karena warga yang menolak programnya, kini giliran Lurah Antang di Makassar, Amanda Syahwaldi, yang merajuk dan mengancam warga.
Amanda ingin warga taat dengan Makassar Recover, program inisiasi Danny Pomanto. Sementara di lapangan, masih banyak warga yang menolak Satgas Detektor Covid-19, dikarenakan mereka takut tertular virus.
Bagaimana tidak, para personel satgas kedapatan berkerumun dan tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Hal itu ditunjang dengan foto-foto yang beredar di media sosial.
Tak cuma itu, kerja satgas juga dikeluhkan epidemiologi. Menurut wakil BEM Kesehatan Masyarakat Unhas, Imam Mobilingo, visitasi dari rumah ke rumah sangat tidak dianjurkan di tengah meluasnya pandemi.
Lantas bagaimana bunyi ancaman Amanda? Lewat Instagram miliknya yang kini sudah terkunci, ia menulis, "UNTUK WARGA YANG MINTA DIPERLIHATKAN SWAB PCR DAN BUKTI VAKSINNYA TIM DETEKTOR DAN NAKES YANG DATANG KERUMAHNYA, SAYA SAMPAIKANKI' JUGA KALAU MAU MENGURUS KE KANTORKU (Kelurahan Antang), BAWAKI' JUGA HASIL SWAB PCR SAMA VAKSINTA' NAH," tulisnya.
Intinya, Amanda enggan memfasilitasi kebutuhan warga, jika mereka tak bisa memperlihatkan kartu vaksin, hasil tes swab, dan enggan diperiksa satgas serta didaftarkan ke Aplikasi Makassar Recover.
Hal ini tentunya membingungkan publik, sebab pada dasarnya, Satgas Detector Covid-19 hanya bertujuan mengecek kesehatan warga. Belakangan, terjadi tindakan transaksional di dalamnya.
Apa itu? Warga dianjurkan mengunduh dan memasukkan data privat ke aplikasi MR, tanpa diketahui apa kepentingan pemerintah di baliknya.
Membelakangi kekurangan satgas yang sempat dikritik, Amanda malah bilang, warga yang menolak adalah mereka yang telah diprovokasi.
"Saya terima laporan dari tim detektor yang turun, mereka ditolak dan diprovokasi, alasannya harus kasih lihat bukti swab sama vaksin. Jadi saya sengaja buat postingan, untuk warga yang menolak didatangi tim detektor, kalo mau mengurus juga nanti di kantorku, lampirkan pula apa yang mereka minta ke tim detektor kelurahanku," terangnya, Rabu (14/7/2021).
Amanda juga menegaskan kalau satgas yang bertugas telah melalui vaksinasi yang diselenggarakan oleh Pemkot Makassar.
"Warga menganggap detektor yang turun tidak terjamin bebas dari virus. Sementara mereka tim detektor dan nakes yang turun sebagian besar sudah divaksin," sebutnya.
Ucapan Amanda pun masih bisa dikoreksi. Sebab diketahui, seseorang yang sudah divaksin belumlah menjamin dirinya takkan pernah terinfeksi Covid-19, jika menoleh ke beberapa kasus.
Vaksin sendiri, melalui laman resmi Covid, memang bermanfaat untuk melindungi tubuh agar tidak tertular Covid-19. Yang luput disampaikan, vaksin juga bisa mencegah terjadinya sakit berat akibat terinfeksi COVID-19. Jadi bukan berarti, seusai vaksin, lantas seluruh pihak merasa aman.
Saat ditanya soal program yang berbasis aplikasi android di Playstore, yakni Makassar Recover, Amanda bilang warga yang tak memiliki QR Code dalam aplikasi tersebut, memang tak bisa dilayani.
"Iya, itu aturannya saat berlaku barcode MR. Target saya sebenarnya supaya tingkat persentase wargaku yang ikut vaksin bisa naik," paparnya.
Pasalnya, kata Amanda, di daerahnya masih banyak warga yang belum melakukan vaksin. Walau Danny sempat mengklaim pihaknya telah melampaui target soal vaksinasi Covid-19, karena telah menginjeksi 244.000 orang.
"Data puskesmasku, warga Antang masih kurang pergi vaksin. Lebih banyak warga dari luar," pungkasnya.