Banyak Pelajar Ditangkap Saat Demo Omnibus Law, Mahasiswa UGM Gelar Ekskul Politik untuk Pelajar

| 27 Aug 2021 12:15
Banyak Pelajar Ditangkap Saat Demo Omnibus Law, Mahasiswa UGM Gelar Ekskul Politik untuk Pelajar
Ilustrasi UGM (Wawan Hananto/ ERA.id)

ERA.id - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kelas politik untuk siswa SMA. Pembelajaran politik ini untuk membuat siswa paham isu politik. Bahkan disiapkan sebagai bagian ekstrakurikuler alias ekskul.

Penggagas kelas politik itu adalah Elivia Yestiana dan Hanif Jati Pambudi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) serta Puspa Sukmawati Putri dari Fakultas Hukum UGM dengan dosen pendamping Muhammad Djindan. Inisiatif tersebut demi memberikan pemahaman pada pelajar soal isu-isu politik.

"Platform edukasi politik tersebut diberi nama Kelas Cakap Politik," kata Hanif, Jumat (27/8).

Gagasan itu berawal dari banyaknya pelajar SMA/SMK yang ditangkap saat mengikuti aksi demonstrasi menolak Omnibus Law beberapa waktu lalu di Semarang. Beberapa pelajar yang ditangkap menyatakan bahwa mereka tidak paham mengenai demo tersebut.

Mereka mengikuti aksi tersebut hanya ikut-ikutan teman dan karena pesan medsos yang beredar. Hanif menjelaskan, platform edukasi Kelas Cakap Politik ini berisi sesi materi dan sesi aksi politik. Sesi materi terdiri atas 4 kelas dan 2 aksi politik.

Beberapa materi yang disampaikan, yakni 'Mengapa anak muda harus paham politik', 'Politik Anak Muda, Politik 5.0', dan 'How to reach a millennial student as a smart politician'. "Adapun aksi politik berisi kegiatan menyuarakan isu terkini dengan cara yang kreatif dan inovatif," katanya.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 siswa dan 5 guru dari SMAN 2 Semarang. Hasilnya, siswa dan guru berhasil membuat 7 aksi politik berupa karya kreatif di Instagram sebagai aksi kampanye berbagai isu politik, seperti kebijakan vaksinasi, kesetaraan gender, hingga tentang kebebasan berpendapat.

Selain paham soal isu politik, Kelas Cakap Politik juga mencetak Kader Cakap Politik. "Kader ini berisi siswa dan dibimbing oleh guru dan terintegrasi dengan ekstrakurikuler sehingga ke depan Kelas Cakap Politik akan tetap eksis, meskipun sudah tidak diisi oleh mahasiswa UGM," ujarnya.

Guru SMA Negeri 2 Semarang, Liliek Handoko, mengatakan para pelajar mengikuti aksi menolak RUU Cipta Kerja beberapa waktu lalu karena mendapat pesan berantai dari media sosial. Namun mayoritas mereka tak mengetahui tujuan demo tersebut.

Menurut Liliek, Kelas Cakap Politik sangat efektif dalam menjelaskan materi soal politik praktis. Sebab, buku-buku pelajaran atau modul pembelajaran selama ini di sekolah belum banyak menjelaskan hal itu. "Belum ada materi yang membahas bagaimana menanggapi isu politik praktis," katanya.

Rekomendasi