Rumah Raja Gowa Terbengkalai, Legislator Gerindra Soroti Adnan cs: Sultan Hasanuddin Bisa Sedih...

| 30 Oct 2021 13:37
Rumah Raja Gowa Terbengkalai, Legislator Gerindra Soroti Adnan cs: Sultan Hasanuddin Bisa Sedih...
Museum Balla Lompoa (Wikimedia Commons)

ERA.id - Rumah Raja Gowa ke-16 I Mallombassi Daeng Mattawang atau yang dikenal dengan nama Sultan Hasanuddin, yakni Balla Lompoa, dibiarkan terbengkalai.

Hal itu sesuai pengamatan legislator DPRD Gowa dari fraksi Gerindra, Dian Purnamasari. Tak cuma itu, ia juga menyoroti kinerja Pemkab Gowa yang dinakhodai Adnan Purichta.

Kepada ERA, Dian mengaku miris melihat keadaan museum Balla Lompoa sekarang. Alasannya, rumah yang dulunya hanya mengakomodir acara kerajaan, kini sudah bebas diakses oleh orang biasa yang ingin menggelar hajatan seremonial.

Bahkan katanya, rumah peninggalan Raja Gowa yang namanya masyhur di buku sejarah itu, tampak seperti rumah warga biasa karena ada kegiatan anak SD digelar di sana.

"Di ruang tamu Balla Lompoa, kok bisa digelar acara seperti itu? Dulunya kan, di ruang tamu itu, digelar kegiatan khas kerajaan yang sekarang mulai redup."

"Makanya saya bilang, Balla Lompoa ini dikelola seperti apa? Kok bisa Pemkab Gowa tega lihat rumah raja semakin tidak terawat?" beber Dian.

Dian sendiri turun langsung menyimak secara detil denah rumah tersebut, namun yang didapati hanyalah sisa-sisa kerajaan Gowa yang tak lagi berjaya.

"Mulai toilet sampai halaman ruang tamu hingga atapnya mulai dimakan usia. Parahnya, kegiatan lomba baca puisi anak SD digelar di dalamnya. Kalau Sultan Hasanuddin hidup, beliau pasti sedih, rumahnya tak lagi dianggap sakral dan disegani orang," ujar Dian, Sabtu (29/10/2021).

Usai mengunjungi Balla Lompoa, Dian mengingatkan Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata agar tak memberikan izin serampangan bagi masyarakat untuk menggelar acara di dalam ruang tamu Balla Lompoa.

Pasalnya, rumah istana milik Sultan Hasanuddin itu memiliki aturan ketat sejak dahulu kala ketika menggelar acara.

"Bukan saya melarang masyarakat berkunjung. Tidak. Bagus kalau masyarakat biasa ingat sejarah Gowa. Tapi perlakukanlah aset kerajaan dengan baik. Saya kira pemerintah pahamlah soal ini, saya tak perlu ulas panjang lebar lagi."

"Intinya ya, ini (Balla Lompoa) seperti bukan lagi rumah kerajaan, karena kegiatan biasa sudah bisa digelar di dalam (ruang tamu). Padahal, acara yang harus digelar itu wajib berbau kerajaan seperti cuci keris dan hari besar kerajaan," tegasnya.

Untuk diketahui, anggaran revitalisasi untuk merenovasi pelataran Balla Lompoa disediakan sebesar Rp7 Miliar. Tetapi hasil di lapangan, masih didapati banyak kerusakan pada lantai yang sejak 2019 silam dibangun oleh Pemkab Gowa.

"Itu pelatarannya belum lima tahun sudah banyak yang lubang. Bahkan, sekarang saya lihat masih ada yang sementara pembangunan. Itukan butuh penjelasan dari Pemkab Gowa selalu pengguna anggaran," tandasnya.

Sampah bekas makanan yang dibiarkan bertumpuk di sudut Balla Lompo (Dok. Dian)
Rekomendasi