ERA.id - Eks narapidana terorisme, Munir Kartono, secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat Solo, Provinsi Jawa Tengah, atas perbuatannya sebagai donatur atau pendana kejadian aksi bom bunuh diri oleh Nur Rohman di Markas Polres Kota Surakarta, pada 2016.
"Saya memohon kepada semua pihak untuk dibukakan pintu maaf yang besar-besarnya atas apa yang saya lakukan. Saya menyadari apa yang dilakukan sebuah kesalahan besar," kata Kartono saat acara permintaan maaf kepada masyarakat, di Balai Kota Surakarta, Kamis (4/11/2021).
Ia bertindak selaku pendana aksi bom bunuh diri yang terjadi Selasa, 5 Juli 2016, pada saat anggota-anggota Polresta Surakarta sedang apel pagi rutin. Rohman, selaku eksekutor bom bunuh diri yang memakai sepeda motor, secara sangat tiba-tiba merangsek masuk ke halaman dalam Markas Polresta Surakarta.
Sejak memasuki ruangan Bale Tawangarum, Balai Kota Solo, wajah Munir sudah terlihat sendu. Dirinya terus menundukkan kepala dan duduk di salah satu kursi yang disediakan. Terlihat dirinya menyesali perbuatannya. Dirinya berperan menjadi pendana dalam bom bunuh diri yang dilakukan di Mapolresta Kota Solo sehari menjelang lebaran yang lalu.
Pemkot Solo memfasilitasi rekonsiliasi antara Munir dan Ibda Bambang Adi Cahyanto selaku korban. Keduanya dipertemukan dalam momen yang mengharukan dihadapan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.
Dalam acara ini Munir mendapat kesempatan untuk memberikan pernyataan. Dia menceritakan pertama kali dirinya datang ke kota Solo 9 tahun lalu, sampai pada akhirnya terjadi tragedi Bom Mapolresta Solo. ”Alhamdulillah selama masa hukuman saya menyadari apa yang saya lakukan itu salah. Keterlibatan saya dalam aksi bom bunuh diri ini sebagai pendana,” katanya.
Dia juga meminta maaf atas kejadian tersebut. Permintaan maaf ini disampaikan karena Munir berjanji pada dirinya sendiri, jika dirinya bebas, ia akan meminta maaf pada kepolisian, masyarakat kota Solo dan juga Pemkot Solo.
”Terutama pada Bapak Bambang yang menjadi korban atas apa yang dilakukan, saya secara pribadi memohon maaf dan agar dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Sudi kiranya memberikan maaf bagi saya,” katanya.
Sementara itu Ipda Bambang memberikan respon atas permintaan maaf ini. ”Saya memaafkan panjenengan (anda). Saya beserta keluarga, kami ikhlas dan ridho terhadap panjenengan,” katanya.
Bambang berharap kejadian yang menimpanya tidak terjadi pada orang lain. ”Mari kita sama-sama menebar kedamaian, tidak hanya di Solo, tapi juga di seluruh dunia,” katanya.
Sementara itu Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan jika semua upaya sudah dilakukan oleh berbagai pihak, baik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus 88 Antiteror dan semua pihak lain untuk mewujudkan pertemuan ini. Sehingga acara islah ini bisa berjalan dengan lancar dan tertib.
”Saya juga berterima kasih pada Pak Munir yang bersedia meminta maaf langsung pada Pak Bambang,” katanya.
Pertemuan ini diakhiri dengan momen keduanya, Munir dan Bambang berpelukan. Mereka sama-sama terharu dan meneteskan air mata setelah melewati peristiwa bom Mapolresta Solo. Munir telah mendapat hukuman penjara selama lebih dari lima tahun dan baru saja dibebaskan.