ERA.id - Empat hari lalu, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan kedatangan banyak tamu dari luar kota maupun luar negeri.
Tamu Kota Watampone tersebut beramai-ramai menghadiri pertemuan keturunan Raja Bone Puatta La Patau Matanna Tikka.
Namun sayang, banyak masyarakat dari luar Sulsel mengeluhkan sejumlah akses jalan di Kota Beradat tersebut.
Seperti di Desa Naga Uleng, Kecamatan Cenrana dan menghubungkan lima desa seperti Uloe, Ajalireng, Tokaseng, Belli, Matuju, juga kampung halaman Jusuf Kalla yakni Desa Bukaka, ditemui puluhan kilometer jalan rusak parah akibat dilintasi truk bermuatan material pasir dan batu kapur di beberapa lokasi tambang.
Jalan yang dulunya mulus karena telah diaspal, kini hanya terlihat seperti tanah di pinggiran sawah.
Bahkan mirisnya, aparat desa setempat dikabarkan membiarkan kondisi jalan rusak tersebut hingga hampir 10 tahun belakangan sejak aktivitas tambang dimulai oknum pengusaha.
Seorang warga bernama Hasna saat ditemui di Desa Naga Uleng, mengaku enam jalur akses ke desa sudah 10 tahun tak diperbaiki Pemerintah Kabupaten Bone.
Hasna bilang jika kerusakan jalan menuju kediamannya tersebut akibat truk yang beroperasi setiap jam melintas untuk membawa material tanah dan batu kapur.
"Banyak tambang pasir di sini, itu bikin rusak jalanan," akunya kepada ERA.id, Selasa (23/11/2021).
Selain itu, Hasna membenarkan ada sekitar enam jalur yang menghubungkan desa lainnya pun ikut rusak.
Bahkan, jalur perlintasan tepat di depan kompleks makam Raja Bone tersebut hampir tak pernah diperbaiki.
"Ada enam jalur untuk masuk ke sini semuanya rusak. Tidak saya tahu pemerintah kenapa bisa tidak diperbaiki," sebutnya beberapa hari lalu.
Diketahui, makam Puatta La Patau Matanna Tikka berada di Jalan Petta Ponggawae.
Salah seorang warga yang berasal dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang tidak mau menyebutkan identitasnya mengatakan dahulu kala ketika dirinya masih kecil, jalanan ini tidak parah.
Ia mengaku kerusakan jalan yang ditempuhnya bersama keluarga besarnya kini hampir bukan aspal lagi.
"Dulu bagus sekali di sini. Katanya sejak ada tambang pasir sejak itu jalan mulai rusak dan tidak pernah diperbaiki," singkatnya.