Nataru Masuk PPKM Level 3, Pelaku Pariwisata Beradaptasi dengan Pergeseran Tren Wisata

| 03 Dec 2021 17:10
Nataru Masuk PPKM Level 3, Pelaku Pariwisata Beradaptasi dengan Pergeseran Tren Wisata
Suasana objek wisata Tebing Breksi di Sleman sebelum pandemi. (Wawan H/Era.id)

ERA.id - Pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 saat natal dan tahun baru (Nataru). Merespons hal tersebut, pengusaha pariwisata sudah mulai beradaptasi. Pasalnya para pelaku pariwisata sudah mulai beradaptasi dan melihat pergeseran tren wisata di masa pandemi Covid-19 ini.

Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah Daryono, Jumat (3/12/2021). "Sekarang ini yang saya lihat memang pemerintah melakukan pembatasan saat Nataru, tapi para pelaku (pariwisata) memanfaatkan momen sebelum nataru,” kata Daryono.

Sehingga dari sisi dampak, semua kegiatan pariwisata di akhir tahun terlihat lancar. Apalagi saat ini kegiatan pemerintahan sudah selesai sebelum pertengahan Desember.

"Memang pada akhirnya saat level 3 ada paket-paket wisata yang tidak bisa dijual di akhir tahun. Seperti wisata leasure, pastinya akan terpengaruh dengan adanya kebijakan semua kota menjadi level 3," katanya.

Daryono menilai dengan adanya kebijakan level 3 di semua kota untuk PPKM, tidak berpengaruh signifikan. Apalagi saat ini pelaku pariwisata sudah mulai beradaptasi dengan kondisi.

"Sekarang vaksin sudah banyak, destinasi wisata juga sudah banyak yang menerapkan CHSE (Cleanlines, Healthy, Safety, and Environment), di samping itu sekarang penegakan protokol kesehatan juga sudah banyak yang disinkronkan," ucapnya.

Menurutnya pelaku pariwisata justru akan bersiap dengan momen pasca nataru, seperti halnya di bulan Januari, Februari, hingga Maret. Sebab pada bulan-bulan tersebut akan menjadi kesempatan dan momen untuk meningkatkan aktivitas wisata.

”Waktunya sekarang bisa bergeser, sehingga momennya bisa tergantikan. Meskipun tidak bisa dipungkiri tren pariwisata di masa-masa pick season juga tidak bisa bergeser,” katanya.

Sebab di masa-masa tertentu sangat berkaitan dengan nilai budaya yang tidak bisa terganti. Seperti halnya momen lebaran dan momen natal yang sangat erat dengan tradisi.

"Kalau pada momen ini bukan murni vacation, tapi memang liburan karena tradisi. Jadi saya lihat sekarang justru momen liburan ini bukan hilang, tapi waktunya yang merata," ucapnya.

Rekomendasi