ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pernah berjumpa dengan mantan teroris. Hasilnya, ia menyimpulkan kalau peneror aktif mengincar generasi muda.
Pemuda itu lantas akan digembleng untuk menyebarkan narasi terorisme. Kata Ganjar usai pertemuan itu, lingkungan sekolah merupakan kawasan yang sangat rentan dengan intoleransi.
"Salah satu narasi yang kerap digaungkan oleh para pelaku teror adalah politik identitas. Melalui narasi tersebut, seseorang akan merasa bahwa dirinya, rasnya, sukunya, hingga agamanya adalah yang paling benar di antara yang lain," ujar Ganjar saat berbincang dengan Kepala BNPT Boy Rafli Amar, Selasa (14/12/2021) silam.
Tak segan-segan, lapisan masyarakat yang telah terpapar oleh berbagai narasi mengenai politik identitas, akan menyalahkan kelompok yang berbeda dengan kelompok mereka, sehingga terjadi perselisihan antara kedua kelompok atau bahkan lebih.
Narasi tersebut juga marak tersebar di sosial media sehingga bagi para pengguna sosial media yang kurang selektif dalam menikmati konten dapat terpapar dan menjadi makin buruk.
Beberapa platform media sosial memiliki algoritma yang bernama filter bubble atau ideological frame. Algoritma tersebut memungkinkan suatu platform memberi rekomendasi dan menebak informasi seperti apa yang pengguna sukai berdasarkan riwayat pencariannya.
Apabila riwayat pencarian seseorang bernuansa radikalisme, pengguna tersebut akan terjebak dalam sirkulasi informasi radikalisme dan mengakibatkan yang bersangkutan menjadi makin radikal.
"Efek ini yang harus dicegah oleh Pemerintah guna menjaga masyarakat Indonesia dari pengaruh-pengaruh radikal di media sosial."
Ganjar mengatakan bahwa pihaknya telah dengan aktif memantau pengguna media sosial yang aktif melakukan interaksi dengan akun-akun bernuansa radikal dan mengandung nilai-nilai terorisme.
Melakukan kontranarasi terorisme dengan narasi kebangsaan, dianggap Ganjar, merupakan salah satu langkah pencegahan yang dilakukan bersama BNPT.
Sementara Kepala BNPT Boy Rafli Amar meyakini bahwa dengan semangat kebangsaan, ideologi-ideologi kekerasan akan tertolak dengan sendirinya karena sisi nasionalisme yang tumbuh dalam diri seseorang.
"Salah satu semangat kebangsaan Indonesia yang begitu hebat dalam menangkal radikalisme dan paham terorisme adalah semangat untuk melakukan toleransi," tandasnya.