ERA.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka telah memimpin kota Solo selama satu tahun. Selama kepemimpinannya ada beberapa catatan dari partai oposisi untuk putra sulung Presiden Joko Widodo ini.
Sorotan ini diberikan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), satu-satunya partai oposisi dalam kepemimpinan pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa periode 2021-2024. PKS memberikan catatan pada kepemimpinan Gibran-Teguh.
”Ada lima poin yang menjadi sorotan kami,” kata Ketua DPD PKS Kota Solo Daryono, Kamis (24/2/2022).
Catatan pertama yang diberikan yakni mengenai capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo yang menurun pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Pada tahun 2020 tercatat PAD kota Solo mencapai Rp475 miliar. Sementara pada tahun 2021, PAD menurun menjadi Rp408 miliar.
”Padahal kondisi pandemi berangsur lebih membaik dan mereda dibanding 2020,” ucapnya.
Poin kedua yang menjadi catatan yakni jumlah penduduk miskin di kota Solo yang meningkat dari tahun 2020 sebesar 9,03 persen menjadi 9,4 persen di tahun 2021. Posisi ini menjadi peringkat pertama untuk jumlah kemiskinan di Jawa Tengah dengan 48.790 penduduk.
Catatan ketiga yakni mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tahun 2021 yang baru mencapai 7,60 persen. Masih jauh dari target yang ditetapkan yakni 20 persen dari luas wilayah kota Solo.
Keempat, mengenai gaya kepemimpinan Gibran yang dianggapp kurang ngemong. Gibran dianggap seperti di menara gading dan kurang komunikasi dengan para stakeholder terkait.
”Seperti pada penataan sentra IKM Gilingan, gaya komunikasinya intimidatif. Seperti meninggalkan mobil dinas di sekolah dan kejadian pemecatan pada lurah Gajahan tanpa ada mekanisme bertahap,” ucapnya.
Catatan terakhir yakni masalah ketertiban administrasi mengenai struktur organisasi dan tata kerja (SOTK). Nomenklatur sudah diubah dengan peraturan wali kota (Perwali) baru, namun pada pembahasan APBD 2022 masih menggunakan nomenklatur lama.
Meski memberikan beberapa catatan, PKS mengapresiasi beberapa upaya yang sudah dilakukan Gibran dalam kepemimpinannya. Diantaranya yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Solo pada tahun 2021 sebesar 82,62. Berasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka ini naik sedikit dibandingkan tahun 2020 sebesar 82,21. Kedua, pembangunan mercusuar Kota Solo seperti Pembangunan rel layang (elevated rail) di Simpang Joglo, pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo.
”Beberapa poin catatan ini harusnya bisa menjadi perhatian Mas Wali agar pemerintahan ke depan menjadi lebih baik. Apalagi Mas Wali punya previlege sebagai putra presiden. Semoga ke depan bisa mewujudkan janji lompatan yang dulu disampaikan saat kampanye,” ucapnya.